Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

GMF Siap Bangun Hanggar ke-5 Awal Tahun Depan

PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia, anak usaha dari PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) berencana membangun hanggar ke-5 pada awal tahun depan dengan nilai investasi sekitar US$30 juta.
GMF AeroAsia/gmf-aeroasia.co.id
GMF AeroAsia/gmf-aeroasia.co.id

Bisnis.com, JAKARTA—PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia, anak usaha dari PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) berencana membangun hanggar ke-5 pada awal tahun depan dengan nilai investasi sekitar US$30 juta.

Direktur Utama Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia Juliandra Nurtjahjo mengatakan hanggar kelima tersebut nantinya akan digunakan untuk perawatan pesawat khusus berbadan besar atau widebody.
 
“Desainnya akan seperti hanggar pertama, dengan kapasitas dua pesawat widebody. Mudah-mudahan kajiannya bisa rampung tahun ini, sehingga awal tahun depan hanggar kelima itu bisa mulai dibangun,” katanya di Jakarta, Minggu (10/04).
 
Juliandra juga menambahkan GMF belum memutuskan seperti apa pendanaan hanggar kelima tersebut. Meski demikian, lanjutnya, rencana penambahan hanggar akan terlebih dahulu meminta persetujuan dari para pemegang saham.
 
Dia mengungkapkan pembangunan hanggar kelima tersebut sejalan dengan rencana perseroan untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas perawatan pesawat (maintenance repair overhaul/MRO) dari perseroan kedepannya.
 
“Saat ini, di Indonesia, ada sekitar 700 aircraft dengan volume pekerjaan bisa mencapai US$900 juta. Nah dengan kapasitas GMF saat ini, kita baru bisa penuhi hanya 30%-40% saja,” tuturnya.
 
Oleh karena itu, lanjut Juliandra, peningkatan kapasitas dan kapabilitas GMF perlu dipercepat guna mengambil peluang tersebut. Dia menargetkan GMF setidaknya dapat mengambil pasar MRO dalam negeri hingga 70%-80%.
 
Meski demikian, dia mengakui target tersebut akan sulit apabila hanya mengandalkan lahan GMF di sekitar Bandara Soekarno Hatta Cengkareng saja. Menurutnya, GMF perlu membuka fasilitas MRO di tempat lainnya.
 
“Makanya, kita mau cari keluar, apakah Indonesia Timur atau lainnya. Kita mau incar pesawat kecil yang banyak dipakai swasta, misionaris, dan lain sebagainya, Nah, itu kan banyaknya di Indonesia Timur,” ujarnya.
 
Selain mencari lahan baru, Juliandra menuturkan GMF juga tidak menutup kemungkinan untuk mengakuisisi perusahaan sejenis di dalam negeri. Adapun, GMF juga membangun sekolah MRO untuk menjamin ketersediaan SDM.
 
Sementara itu, Direktur Arista Indonesia Aviation Center (AIAC) Arista Atmadjati menilai bisnis MRO dalam negeri cukup prospektif pada tahun-tahun mendatang, apalagi jumlah penumpang angkutan udara terus meningkat.
 
“Dengan jumlah penumpang yang terus meningkat, kapasitas kursi pesawat juga bakal ikut meningkat. Tentunya, pesawat yang memerlukan perawatan juga makin banyak, dan ini menjadi peluang bagi perusahaan MRO,” jelasnya.
 
Badan Pusat Statistik mencatat mencatat jumlah penumpang angkutan udara domestik sepanjang Januari-Februari 2016 mencapai 12,1 juta orang, naik 19,39% ketimbang periode yang sama tahun lalu sebanyak 10,2 juta orang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper