Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SUBPRIME MORTAGE: Wells Fargo Akui Ajukan Kredit Bodong

Akan tetapi, Wells Fargo telah mengulur proses hukum tersebut dan akhirnya menciptakan sejarah pembayaran kredit bodong yang terbesar dalam sejarah Amerika Serikat.
Kesepakatan itu juga menyelesaikan penyelidikan yang dilakukan oleh Jaksa Federal di California atas dugaan sertifikasi pinjaman palsu oleh Amerika Mortgage,  jaringan bisnis yang dibeli Wells Fargo pada 2009. /Bisnis.com
Kesepakatan itu juga menyelesaikan penyelidikan yang dilakukan oleh Jaksa Federal di California atas dugaan sertifikasi pinjaman palsu oleh Amerika Mortgage, jaringan bisnis yang dibeli Wells Fargo pada 2009. /Bisnis.com

Bisnis.com, NEW YORK--Bank Wells Fargo & Co mengaku telah menipu Pemerintah Amerika Serikat dalam mengasuransikan ribuan hipotek berisiko, yang oleh Kementerian Kehakiman diyakini mencapai US$1,2 miliar.

Penyelesaian persoalan dengan Wells Fargo, yang tercatat sebagai bank pemberi pinjaman hipotek terbesar di Negeri Paman Sam sekaligus bank terbesar ketiga dari sisi aset di negeri itu diajukan pada Jumat (8/4/2016) di Pengadilan Federal Manhattan. Prosedur yang ditempuh tersebut sekaligus menyelesaikan klaim terhadap Kurt Lofrano, mantan Wakil Presiden Wells Fargo.

Menurut dokumen penyelesaian klaim di pengadilan, Wells Fargo mengakui dan menerima tanggung jawab terhadap sertifikat palsu dari pinjaman rumah yang memenuhi syarat asuransi sepanjang 2001-2008.

Bank yang berbasis di San Francisco itu juga mengaku gagal mengajukan laporan ribuan kredit yang berperforma buruk selama  2002-2010. Proses pengawasan ini merupakan tanggung jawab dari Kurt Lofrano.

Menurut Kementerian Kehakiman, berbagai kesalahan Wells Fargo menyebabkan kerugian yang cukup besar bagi pembayar pajak ketika badan asuransi perumahaan federal dipaksa untuk membayar klaim asuransi dari berbagai kredit bodong tersebut.

Beberapa bank pemberi pinjaman seperti Bank of America Corp., Citigroup Inc., Deutsche Bank AG dan JPMorgan Chase & Co., sebelumnya juga menghadapi tuntutan hukum yang sama dari pengadilan federal seperti halnya Wells Fargo.

Akan tetapi, Wells Fargo telah mengulur proses hukum tersebut dan akhirnya menciptakan sejarah pembayaran kredit bodong yang terbesar dalam sejarah Amerika Serikat.

Jaksa penuntut Preet Bharara mengatakan penyelesaian perkara pada akhir pekan lalu merupakan celaan atas aksi sembrono Wells Fargo yang turut menyebabkan krisis ekonomi yang di Negara Adidaya tersebut.

"Pada saat yang bersamaan, Wells Fargo menikmati keuntungan besar dari bisnis pinjaman badan asuransi federal, tetapi di lain pihak  pemerintah dibiarkan bertanggung jawab ketika terjadi kredit macet,” tambah Bharara.

Kesepakatan itu juga menyelesaikan penyelidikan yang dilakukan oleh Jaksa Federal di California atas dugaan sertifikasi pinjaman palsu oleh Amerika Mortgage,  jaringan bisnis yang dibeli Wells Fargo pada 2009.

Saham Menguat

Franklin Codel, Presiden Wells Fargo, mengatakan penyelesaian tersebut memungkinkan pihaknya untuk memfokuskan sumber daya dan energi pada tujuan utama korporasi yakni melayani kebutuhan kepemilikan rumah.

Lewis Liman, pengacara Lofrano, belum menanggapi perihal penyelesaian klaim di pengadilan tersebut.  Pada 3 Februari, Wells Fargo menyebutkan penyelesaian persoalan di pengadilan tersebut akan menggerogoti keuntungan hingga US$134 juta karena perusahaan itu harus mengeluarkan biaya tambahan.

Sementara itu, indeks saham di AS cenderung menguat sekaligus memberi sinyal indeks Standard & Poor’s 500 akan bangkit dari titik terendahnya dalam enam pekan.  Wells Fargo & Co. dan Bank of America Corp. meningkat 1,3% di perdagangan awal, yang mencerminkan sejumlah perusahaan keuangan di AS akan pulih dari penurunan terburuk sejak Februari.

Adapun Gap Inc. tergelincir 2,8% setelah mencatatkan penurunan angka penjualan pada Maret melebihi prediksi para analis. 

Kontrak di S&P 500 yang berakhir pada Juni menguat 0,6% menjadi 2.046,5 menjadi 10.47 di London. Benchmark tersebut turun 1,2% pada perdagangan sehari sebelumnya di tengah perhatian terhadap pertumbuhan global.

Dow Jones Industrial Average menguat 0,5% menjadi 17.542. S&P 500 turun dalam tiga hari dari empat hari perdagangan sehingga menciptakan penurunan mingguan sekitar 1,5%.  (Bloomberg/Reuters/Lutfi Zaenudin)

SUBPRIME MORTAGE: Wells Fargo Akui Ajukan Kredit Bodong

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bisnis Indonesia, Senin (11/4/2016)
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper