Bisnis.com, JAKARTA—Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) mengklaim belum ada harga komoditas pangan yang mengalami penurunan setelah harga Bahan Bakar Minyak (BBM) juga turun.
Ketua Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldy Ilham Masita menilai soal subsidi untuk distribusi bahan pokok, pemerintah bisa mengalokasikannya ke badan usaha milik negara yang fokus di logistik, salah satunya PT Bhanda Ghara Reksa (Persero).
Dia menyebutkan biaya transportasi menjadi kontributor kedua terbesar pada harga jual bahan pangan yaitu 10%-15%. Sementara, andil terbesar merupakan biaya risiko pangan rusak yang mencapai 20%-25%.
“Harga pangan tinggi walaupun harga BBM sudah turun karena struktur distribusi pangan kita tidak betul karena pedagang menguasai jalur logistiknya juga,” ujarnya, Senin (4/4/2016).
Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki N Hanafi menyebutkan kontribusi biaya logistik terhadap harga komoditas pokok tergantung dari jenis produknya. Menurutnya,biaya logistik memiliki andil sekitar 30% secara rata-rata bagi hasil bumi domestik.
“Sementara, untuk yang impor cross border menurut Bank Dunia sekitar 24,6% dari Produk Domestik Bruto kita," katanya.
.