Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Kaca Indonesia Tertinggal dari Malaysia

Pelaku industri kaca lembaran menyatakan bahwa Indonesia kalah saing dalam memikat investor untuk berinvestasi di dalam negeri dibanding dengan Malaysia yang harga gasnya kompetitif di regional.
Industri kaca/Ilustrasi
Industri kaca/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA – Pelaku industri kaca lembaran menyatakan  Indonesia kalah saing dalam memikat investor untuk berinvestasi di dalam negeri dibanding dengan Malaysia yang harga gasnya kompetitif di regional.

Ketua Umum Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman (AKLP) Yustinus Gunawan mengatakan bahwa daya saing industri kaca nasional semakin menurun akibat harga gas yang hingga kini belum ada kepastian.

“Malaysia sudah tambah tiga tungku [pabrik], relokasi industri dari China. Gasnya murah dan peraturan pemerintahnya mendukung industri dalam negeri. Sekarang ini kapasitas produksi mereka meningkat dua kali lipat, padahal penduduknya sedikit. Ini akan dibuang ke Indonesia,” katanya, Rabu (23/3/2016).

Dia menjelaskan bahwa kondisi ini tidak hanya berdampak pada iklim investasi pada saat ini, melainkan juga untuk jangka panjang. Pasalnya, dengan adanya relokasi pabrik dari China ke Malaysia tersebut, kapasitas produksi di regional Asean sudah melebihi kapasitas.

“Ya buat apa lagi orang investasi di Indonesia. Apa lagi sekarang sudah MEA, ekspor bebas. Lebih baik produksi di Malaysia yang gasnya hanya US$5,” katanya.

Sementara itu, Indonesia sudah kesulitan untuk mengekspor produk kaca ke Malaysia akibat penerapan standar negara yang baru diberlakukan di sana. “Sekitar dua tahun lalu waktu kita terapkan SNI, mereka kecolongan. Tapi sekarang kaca olahan mereka sudah ada standar wajib.”

Saat ini, kebutuhan kaca lembaran nasional berkisar 800.000 ton, dengan kapasitas produksi 1,4 juta ton. Dengan persentase ekspor 33%  dari kapasitas produksi yang ada, produsen lokal masih harus bersaing dengan produk impor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Shahnaz Yusuf
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper