Bisnis.com, SEMARANG - Bank Indonesia wilayah Jawa Tengah merilis data bahwa hasil Survei Konsumen pada Februari 2016 menunjukkan keyakinan konsumen rumah tangga terhadap kondisi perekonomian Jawa Tengah berada pada level optimis.
Namun, sesuai dengan pola musiman, keyakinan konsumen cenderung melanjutkan tren penurunan dari bulan sebelumnya.
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Jateng pada Februari 2016 tercatat sebesar 114,4 atau turun 7,2 poin dari Januari 2016.
Hasil tersebut sejalan dengan hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) Januari 2016 yang memperkirakan pada Februari 2016 penjualan eceran akan mengalami kontraksi sebesar 1,5% (mtm), melanjutkan tren penurunan sejak awal 2016.
Deputi Kepala Perwakilan BI Jateng Ananda Pulungan menyatakan penurunan IKK pada periode laporan didorong oleh penurunan kedua komponen pembentuknya, yaitu Indeks Kondisi Ekonomi saat ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK), yang masing-masing turun sebesar 5,1 dan 9,2 poin dari bulan sebelumnya.
Melemahnya IKE dan IEK terutama didorong oleh turunnya persepsi konsumen terhadap ketersediaan lapangan kerja saat ini dibandingkan 6 bulan sebelumnya maupun pada 6 bulan yang akan datang, menjadi berada pada level pesimis.
Dari empat kota yang disurvei, pelemahan optimisme konsumen terjadi di Kota Tegal, Solo, dan Semarang yang mencatatkan penurunan IKK masing-masing sebesar 12,3, 11,5, dan 10,4 poin dari bulan sebelumnya.
Sementara itu, kota Purwokerto mencatatkan peningkatan IKK, yaitu sebesar 16,6 poin dari bulan sebelumnya. "Konsumen memperkirakan tekanan harga pada tiga bulan mendatang (Mei 2016) dan enam bulan mendatang (Agustus 2016) relatif tinggi," ujarnya, Kamis (10/3/2016).
Indeks ekspektasi harga tiga bulan mendatang meningkat 11,4 poin menjadi 168,6. Meningkatnya indeks ekspektasi harga tiga bulan mendatang didorong oleh kenaikan seluruh kelompok komoditas.
Ananda menuturkan ekspektasi harga pada tiga bulan mendatang untuk kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau naik cukup signifikan sebesar 9,4 poin serta kelompok Bahan Makanan naik sebesar sembilan poin.
Tekanan kenaikan harga pada tiga bulan mendatang diperkirakan terjadi seiring dengan dimulainya persiapan masyarakat dalam menghadapi bulan Ramadan.
Di samping itu, pada periode tersebut beberapa komoditas pangan seperti beras, cabai, dan sayuran kembali memasuki musim tanam setelah selesainya musim panen pada Maret 2016.