Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Tiket Pesawat & Bawang Turun, Malang Deflasi 0,15% Februari

Februari 2016, Kota Malang mengalami deflasi sebesar 0,15% yang dipicu a.l penurunan tarif angkutan udara serta harga bawang merah.
Deflasi/Ilustrasi
Deflasi/Ilustrasi

Bisnis.com, MALANG - Februari 2016, Kota Malang mengalami deflasi sebesar 0,15% yang dipicu a.l penurunan tarif angkutan udara serta harga bawang merah.

Kepala Badan Pusat Statistik Kota Malang M. Sarjan mengatakan pada Februari, dari dari tujuh kelompok pengeluaran, lima kelompok pengeluaran mengalami inflasi dan dua kelompok pengeluaran mengalami deflasi.

“Sepuluh komoditas terbesar yang mengalami penurunan harga pada Februari 2016 adalah angkutan udara, bawang merah, tarif listrik, telur ayam ras, Pertamax, cabai rawit, batu bata/tela, daging ayam ras, kacang panjang, sawi hijau,” ujarnya Selasa (1/3/2016).

Adapun 10 komoditas teratas yang mengalami kenaikan harga pada Februari 2016, yakni cabai merah, tongkol pindang, kentang, emas perhiasan, tomat sayur, bawang putih, beras, tukang bukan mandor, kangkung dan ketimun.

Kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi dan deflasi, yakni kelompok bahan makanan 0,63 %; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,14%; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar -0,29%; kelompok sandang 0,99%; kelompok kesehatan 0,12 %; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,00 %; dan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan -1.38 %.

Komoditas yang mengalami penurunan atau penyumbang deflasi pada Februari 2016 a.l angkutan udara, bawang merah, tarip listrik, telur ayam ras, bensin, cabai rawit, batu bata/tela, daging ayam ras, kacang panjang, sawi hijau.

Tarif angkutan udara mengalami penurunan harga sesuai keputusan Kementerian Perhubungan untuk menurunkan tarif batas atas dan tarif batas bawah pengguna jasa angkutan udara kelas ekonomi berjadwal dalam negeri sebesar 5 %.

Keputusan ini tertuang dalam Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor PM 14 Tahun 2016 tentang Mekanisme Formulasi Perhitungan dan Penetapan Tarif Batas Atas dan Batas Bawah Penumpang Pelayanan Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri. Adapun penurunan tarif mulai berlaku 30 hari sejak Permenhub 14 dikeluarkan pada 28 Januari 2016 lalu.

Pada Februari 2016, PT. PLN melakukan penurunan tarif listrik sebagai mekanisme penyesuaian untuk 12 golongan pelanggan, termasuk pelanggan rumah tangga dengan daya 1.300 VA, rumah tangga dengan daya 2.200 VA, rumah tangga dengan daya 3.500 s.d 5.500 VA, dan rumah tangga dengan daya 6.600 VA ke atas.

Untuk komoditas bensin jenis Pertamax, pertamax plus dan Pertalite, mengalami penurunan harga per tanggal 5 Februari 2016. Harga Pertamax turun dari Rp8.450 menjadi Rp8.250, harga Pertamax Plus turun dari Rp9.350 menjadi Rp9.150, dan harga Pertalite turun dari Rp7.800 menjadi Rp7.600 per liter.

Kelompok komoditas yang memberikan andil inflasi pada Februari 2016, yaitu kelompok bahan makanan 0,1212%; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,0220 %; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar -0,0724%; kelompok sandang 0,0536; kelompok kesehatan 0,0047%, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga, 0,004%; dan kelompok transportasi, komunikasi,dan jasa keuangan -0.2737 %.

Deputi Kepala Kamtor Perwakilan Bank Indonesia Malang Jaka Setyawan mengatakan inflasi pada Februari di Kota Malang sejalan dengan tren nasional meski di Malang angkanya lebih tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Choirul Anam

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper