Bisnis.com, BOGOR - Pemerintah Kota Bogor menargetkan pembebasan lahan pembangunan tol Bogor Ring Road tahap 2B sepanjang 2,6 kilometer bisa rampung pada akhir semester I tahun ini.
Sekretaris Daerah Kota Bogor Ade Sarip mengatakan lahan yang dibutuhkan untuk pembangunan tol Bogor Ring Road (BORR) tahap kedua tersebut diperkirakan membutuhkan lahan seluas 5 hektare.
“Rinciannya 42 bidang di kawasan Kedung Badak, 80 bidang di Kedung Jaya, dan 48 bidang di kawasan Cibadak. Diharapkan akhir Juli tahun ini pembebasannya selesai,” paparnya, Sabtu (23/1/2016).
Menurutnya, pengerjaan seksi pertama tol BORR dimulai di kawasan Kedung Badak hingga simpang Jasmin.
Dia mengaku telah mensosialisasikan pada warga yang terkena lahannya untuk proses pembebasan lahan tersebut.
Pihaknya juga akan melibatkan Kementerian PU, kepolisian, Badan Pertanahan Nasional (BPN), aparat dan warga yang lahannya terkena pembangunan tol BORR tersebut pada saat pengukuran tanah.
Berdasarkan data Jasa Marga, pembangunan tol BORR diproyeksikan total sepanjang 11 km yang terbagi pada tiga seksi yaitu seksi I (Sentul Selatan-Kedunghalang, 3,7 km), seksi II (Kedung Halang-Yasmin, 4,1 km) dan seksi III (Yasmin-Darmaga, 3,2 km).
Pembangunan tol BORR diperkirakan secara keseluruhan akan menyerap sekitar 50.000 tenaga kerja dari berbagai sektor mulai dari penambang pasir, tukang ojek, warung di sekitar proyek, tukang batu dan sektor pendukung lainnya.
Setelah tol BORR rampung, rencananya akan dibangun terminal di kawasan Ciluar Bogor Utara dan kawasan komersial di sepanjang jalan tol yang diharapkan bermanfaat untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah Bogor dan sekitarnya.
Saat ini, Pemkot Bogor berfokus pada pembebasan tanah untuk pembangunan tahap 2B. setelah itu, BPN Kota Bogor akan mengukur berdasarkan data yang telah diinventarisasi oleh Kementerian PU.
“Kami yakin pembebasan lahan ini akan rampung, karena melihat warga yang cukup antusias terutama yang terkena proyek tol tersebut,” paparnya.
Sementara itu, Wali Kota Bogor Bima Arya menuturkan mulai tahun ini pihaknya ingin menjadikan Bogor sebagai kota yang ramah transportasi, menyusul banyak yang menyebutkan bahwa Bogor dicap sebagai kota sejuta angkot.
Dia mengaku rencana pembangunan tol BORR bakal menekan angka kemacetan yang biasa terjadi di Bogor akibat volume kendaraan setiap harinya memadati sejumlah ruas jalan di kota tersebut.
“Kami tidak muluk-muluk, rencana jangka pendek ini ingin menjadikan kawasan Bogor khususnya di tengah tidak ada macet lagi. Apa pun caranya. Kalau bisa semua penggunaan jalan bisa dialihkan ke daerah-daerah pinggiran Bogor,” ujarnya.
Selain itu, dirinya juga telah meminta kepada Pemprov Jabar dan Pemerintah Pusat untuk mengucurkan anggaran pengadaan bus yang akan dijadikan sebagai bus Transpakuan untuk meminimalisir kemacetan di Kota Bogor tersebut.
“Nanti angkutan kota akan diminimalisir. Caranya dengan mengkonversi tiga angkot menjadi satu bus Transpakuan,” katanya.
Namun, kata dia, hingga saat ini pengajuan tersebut belum direspons Pemprov Jabar dan Pemerintah Pusat.
Dengan demikian, lanjutnya, Pemkot Bogor membuka opsi lain untuk mendatangkan investor yang bergerak di sektor transportasi untuk mengembangkan sistem transportasi di Kota Hujan itu.