Bisnis.com, LEMBANG -- Usaha ternak sapi perah lebih menguntungkan dari pada ternak sapi potong, karena pendapatannya diterima setiap hari, kata Direktur Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian Prof. Muladno.
Muladno mengatakan prospek bisnis sapi perah lebih menarik dibandingkan dengan usaha sapi potong, karena pendapatannya harian, sedangkan pendapatan sapi potong menunggu sampai empat bulan.
“Hasilnya lebih menarik sapi perah, tapi cara merawatnya harus disiplin,” kata pejabat itu disela-sela acara Fonterra Dairy Scholarship Reunion di Lembang, Jabar, Selasa (12/1/2016).
Perawatan sapi perah, misalnya, harus bangun jam 03.00 untuk memerah susu, kalau tidak diperah maka sapinya akan merasa sakit. Apalagi waktu penjualan susu segar itu berlangsung pada waktu pagi hari.
Pada 2014, kata Muladno, populasi sapi perah di Indonesia terdapat sekitar 483.000 ekor. Indonesia mempunyai tantangan untuk memenuhi kebutuhan susu Nasional, karena sekitar 73% kebutuhan susu diimpor, salah satunya dari New Zealand yang spesialis sapi perah. “Kita harus banyak belajar dari New Zealand,” kata Muladno.
Sementara pemerintah Indonesia mencanangkan swasembada susu pada tahun 2020, sehingga produksi susu Indonesia terus diupayakan meningkat untuk mencapai swasembada susu.
Selain itu, katanya, sekarang terdapat peternak era modern. Pelakunya orang muda, dan intelektual yang berpendidikan tinggi. Sedangkan beberapa tahun lalu, pelaku peternak sapi perah itu orang yang usia tua.