Bisnis.com, JAKARTA—Bank Dunia memproyeksikan ekonomi global hanya tumbuh 2,9% pada 2016, terbebani oleh kelesuan pertumbuhan ekonomi di emerging markets.
Laporan bertajuk Global Economic Prospect 2016 yang dirilis Bank Dunia pada Kamis dini hari (7/1/2015) memperkirakan pertumbuhan ekonomi global melambat dari 2,6% pada 2014 menjadi 2,4% pada 2015.
Penurunan aktivitas perdagangan dan aliran modal di tengah volatilitas pasar finansial membuat pertumbuhan ekonomi global pada 2015 tumbuh lebih rendah dari estimasi Bank Dunia yaitu 2,8%.
“Selisih kinerja antara ekonomi berkembang semakin melebar. Dibandingkan dengan 6 bulan lalu, risiko meningkat, terutama yang terhubung erat dengan negara ekonomi berkembang utama. Kombinasi antara kebijakan fiskal dan moneter akan membantu menekan risiko tersebut,” kata Kausik Basu, Kepala Ekonom World Bank Group.
Kinerja ekonomi yang di bawah ekspektasi pada 2015 akan membebani laju pertumbuhan ekonomi dalam beberapa tahun ke depan. Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 2,9% pada 2016 dan 3,1% pada 2017–2018.
Pertumbuhan yang semakin laju pada 2016 akan bergantung pada momentum pertumbuhan ekonomi di negara berpendapatan tinggi, stabilisasi harga komoditas, dan keberhasilan transformasi China menjadi ekonomi yang lebih mengandalkan sektor konsumsi dan jasa.
Negara ekonomi berkembang diprediksi tumbuh 4,8% pada 2016, sedangkan pertumbuhan ekonomi China diproyeksikan melambat dari 6,9% pada 2015 menjadi 6,7% pada 2016.
Perlambatan ekonomi China akan mengurangi porsi ekspor komoditas dalam pertumbuhan ekonomi global. Pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang dinilai mulai mengurangi ketergantungan pada ekspor komoditas, diproyeksikan meningkat dari 4,7% pada 2015 menjadi 5,3% pada 2016.