Bisnis.com, PADANG—PT Mitra Kerinci menargetkan peningkatan kapasitas produksi teh pucuk basah mencapai 80 ton per hari tahun ini dari sebelumnya hanya 60 ton per hari.
Peningkatan kapasitas pengolahan itu ditujukan untuk memenuhi permintaan pasar serta memperluas jangkauan pasar domestik dan memperkuat basis ekspor di negara tradisional seperti Taiwan, Maroko, dan negara lainnya.
Yosdian Adi Pramono, Direktur PT Mitra Kerinci, menyebutkan perseroan menargetkan produk teh hijau dari Bukit Liki di Kabupaten Solok Selatan, Sumatra Barat, itu menjadi unggulan Indonesia di pasar global, terutama pasar Asean mengingat sudah diberlakukannya Asean Economic Community (AEC).
“Kami tingkatkan kapasitas pengolahan, karena permintaan pasar juga meningkat. Targetnya produk kami [Teh Liki] menjadi ikon teh terbaik asal Indonesia,” katanya kepada Bisnis.com, Rabu (6/1/2016).
Dia mengatakan dengan meningkatkan kapasitas pengolahan menjadi 80 ton per hari, Mitra Kerinci menjadi perusahan dengan kasapitas pengolahan teh hijau terbesar se-Asia Tenggara.
Menurutnya, potensi pasar teh di regional Asean sangat menjanjikan, apalagi Indonesia memiliki perkebunan teh dengan kualitas bagus karena berada di perbukitan dengan suhu dan kecukupan sinar Matahari. “Kualitas teh kita bagus, kenapa tidak dimanfaatkan dengan baik, terutama untuk pasar domestik dan ekspor,” ujarnya.
Yosdian berharap Teh Hijau Liki bisa mewakili produk Indonesia di luar negeri seperti teh Ceylon asal India dan teh Assam asal Sri Lanka.
Mitra Kerinci
Berkedudukan di Kota Padang, Mitra Kerinci merupakan anak perusahaan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI Group) yang mengelola perkebunan dan dua pabrik teh yaitu pabrik teh hijau dan teh hitam.
PT Mitra kerinci berdiri pada 17 Juli 1990 dengan nama PT Perkebunan Mitra Kerinci yang merupakan usaha patungan antara PTP VIII (Sekarang PTPN IV) dengan PT RNI. Pada 1992 berganti nama menjadi PT Mitra Kerinci dan sejak 1 Desember 1998 seluruh saham dimiliki oleh PT RNI
PT Mitra Kerinci memiliki 2 unit pabrik teh, yaitu 1 unit Pabrik Teh Hijau dan 1 unit Pabrik Teh Hitam, masing-masing dengan kapasitas produksi 2 juta kilogram teh kering per tahun. Pabrik Teh Hijau dengan 3 grade mutu ekspor (Pekoe Super) dan 1 grade mutu lokal (Broken Mix), sementara itu Pabrik Teh Hitam menghasilkan 17 grade teh hitam (Common grade/Broken orthodox) mulai dari Orange Pekoe 1 sampai Broken Mix.