Bisnis.com, JAKARTA – Kalangan asosiasi gula meilai keputusan pemerintah untuk mengimpor 200.000 gula Kristal putih (GKP) sudah tepat karena saat ini stok gula sudah menipis dan hasil taksasi menunjukkan produksi gula konsumsi di bawah target yang ditetapkan pemerintah.
Senior Advisor Asosiasi Gula Indonesia (AGI) Yadi Yusri Yadi mengatakan taksasi menunjukkan hasil 2,49 juta ton gula Kristal putih.
Per awal Desember, stok gula hanya 900.000 ton, tidak mampu menutupi kebutuhan hingga musim giling yang akan datang.
“Kebutuhan per bulan itu sekitar 230.000-250.000 ton. Stok yang ada katakanlah hanya cukup sampai Maret saja. Nah tentu perlu menutupi kebutuhan April karena musim giling belum mulai,” kata Yadi saat dihubungi Bisnis akhir pekan lalu.
Dia pun menilai memang lebih baik pemerintah mengimpor gula Kristal putih meski tidak ada nilai tambah di dalam negeri.
Pasalnya, jika yang diimpor adalah gula mentah (raw sugar) lalu diolah oleh pabrik gula rafinasi, maka peluang kebocoran gula rafinasi ke pasar akan meingkat.
Di sisi lain, jika mengimpor gula mentah, sulit untuk memberikan hak pengolahannya pada pabrik gula konsumsi karena saat ini pabrik sedang masa idle capacity sehingga untuk mengoperasionalkan pabrik membutuhkan biaya yang amat besar.
AGI: Impor Gula Kristal Putih Sudah Tepat
Kalangan asosiasi gula meilai keputusan pemerintah untuk mengimpor 200.000 gula Kristal putih (GKP) sudah tepat karena saat ini stok gula sudah menipis dan hasil taksasi menunjukkan produksi gula konsumsi di bawah target yang ditetapkan pemerintah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Dara Aziliya
Editor : Rustam Agus
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
21 menit yang lalu
Kemenhub Ungkap Update Penurunan Tiket Pesawat Nataru
55 menit yang lalu
Tak Kunjung Jalan, ESDM Buka Ruang Evaluasi Proyek DME Batu Bara
1 jam yang lalu