Bisnis.com, JAKARTA – Penurunan kinerja berkisar 20% yang dialami pelaku industri kaca lembaran pada tahun ini diperkirakan akan menyentuh titik terendah pada 2017 akibat anjloknya sektor properti pada tahun ini.
Ketua II Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman (AKLP) Putra Narjadin menjelaskan bahwa 70% produksi nasional diserap oleh sektor properti. Penurunan di sektor tersebut pada tahun ini baru terasa dampaknya untuk industri kaca lembaran berkisar 1,5 tahun – 2 tahun lagi, ketika proyek properti mencapai tahap akhir konstruksi.
“Kemungkinan penurunannya bisa mencapai 30%. Kalau tahun ini masih tertolong dari kontrak untuk proyek dua tahun lalu. Yang kami lihat, memang banyak kontraktor yang wait and see. Jadi menunda konstruksi,” ujarnya usai pembukaan pameran Glasstech Asia 2015, Kamis (19/11/2015).
Penurunan permintaan juga terasa dari sektor otomotif, yang menyerap 30% dari produksi nasional. Dia mengatakan bahwa khusus sektor ini, penurunan mencapai 17%. Meski demikian, dampak dari permintaan sektor otomotif biasa langsung terasa.
“Kalau otomotif tidak seperti properti. Jadi kalau memang bulan ini stok berlebih, mereka kurangi produksi. Jadi tidak ada efek tunda, selain itu porsinya memang tidak sebesar properti,” jelasnya.
Menurutnya, saat ini produsen kaca rata-rata menahan rencana investasi untuk menyesuaikan dengan prediksi perkiraan pasar yang akan menyusut. Baik dari produsen maupun konsumen kaca seperti developer, saat ini hanya menanti perbaikan ekonomi dari sisi nilai tukar rupiah maupun melalui kebijakan yang diterbitkan pemerintah.