Bisnis.com, JAKARTA – Investasi di bidang produk saniter masih dibutuhkan akibat kondisi produksi nasional yang masih belum mencukupi kebutuhan.
Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) Elisa Sinaga menjelaskan bahwa kapasitas produksi produsen lokal masih berkisar 4,8 juta unit, dan selama ini masih ditutupi oleh produk impor.
“Konsumsi pastinya kurang tahu, karena kami hanya mendata yang diproduksi di sini. Untuk impor kurang tahu. Tapi memang kita perlu tambahan impor karena secara total jumlah, produksi kita belum mencukupi,” ujarnya pada Bisnis, Senin (16/11/2015).
Dia menjelaskan kapasitas produksi yang berjumlah 4,8 juta unit tersebut merupakan jumlah yang diproduksi oleh produsen besar dengan sasaran konsumen menengah atas. Sedangkan untuk kelas menengah bawah, kapasitas produksi oleh pelaku industri kecil menengah (IKM) masih berkisar 5 juta unit dari kebutuhan yang mencapai 9 juta unit.
“Dengan rencana pemerintah membangun 1 juta rumah, katakanlah 25% untuk yang menengah, berarti setidaknya 75% menggunakan kloset jongkok. Terus rumah mewah atau pun apartemen, setidaknya butuh satu kloset jongkok juga. Kebutuhannya masih banyak dan tidak terkejar,” jelasnya.
Dia menjelaskan bahwa produk saniter merupakan merupakan cabang industri keramik yang cukup stabil, setelah produk tableware. Dia mengatakan bahwa hingga pertengahan tahun, permintaan pasar cukup stabil. Penurunan yang terjadi pada kuartal ketiga juga tidak terlalu signifikan hingga mengganggu stabilitas industri.
“Produk sanitary ini memang relatif stabil. Kalau keramik yang tiles itu kan memang turunnya jauh,” ujarnya.