Bisnis.com, MEDAN--Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IX Sumatra Utara menproyeksikan Sumut akan mengalami deflasi 0,01% pada Oktober 2015.
"[Deflasi terjadi] Karena perlambatan ekonomi, jadi permintaan turun. Lagi pula saat ini, Sumut juga panen sayur, cabai dan bawang merah," ungkap Kepala Perwakilan BI Wilayah IX Sumut Difi A. Johansyah, Jumat (30/10/2015).
Difi mengungkapkan target inflasi 4,5% sampai akhir tahun bakal tercapai. Adapun upaya yang dilakukan untuk mengendalikan inflasi yakni bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk mengendalikan volatilitas harga makanan.
Selain itu, Difi memprediksi laju inflasi year to date akan bertengger pada kisaran 1,5% sedangkan year on year di posisi 6,62%.
Pada kesempatan berbeda, ekonom Danareksa Gunawan Benyamin memprediksi laju tekanan inflasi tahun berjalan akan bertengger di 1,73%.
Dia juga menilai tekanan infasi pada bulan berikutnya akan lebih melambat, seiring dengan laju inflasi yang relatif lebih rendah hingga akhir tahun.
Gunawan mencontohkan hanya harga beras dan tomat yang mengalami kenaikan di Oktober 2015. Sedangkan harga komoditas lainnya, seperti cabai yang kerap menyumbang inflasi mengalami penurunan.
"Saya berkesimpulan di bulan Oktober ini akan terjadi deflasi atau Inflasi yang terealisasi akan minus. Saya memperkirakan deflasi akan tercipta dalam rentang 0,3% hingga 0,7%," katanya.
Selain itu, laju tekanan inflasi di Sumut juga diprediksi Gunawan akan sangat berpotensi berada di bawah angka 3% hingga akhir 2015.
Namun, perlambatan laju inflasi, kata Gunawan, bukanlah kabar positif untuk perekonomi Sumut.
Dia menilai perlambatan laju inflasi diasumsikan sebagai tren penurunan daya beli masyarakat.
Di tengah perlambatan ekonomi saat ini, kata Gunawan, telah sangat jelas bahwa inflasi yang rendah banyak disumbangkan oleh penurunan sisi permintaan akibat penurunan daya beli yang mengakibatkan harga-harga mengalami penurunan.