Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Melayu Bisa Jadi Kekuatan Ketiga Dunia. Ini Syaratnya

Kekuatan ekonomi etnis Melayu yang mendominasi wilayah Asia Tenggara bisa menjadi kekuatan ekonomi ketiga di dunia setelah Uni Eropa dan Amerika Serikat.
Ketua MPR Zulkifli Hasan/Antara
Ketua MPR Zulkifli Hasan/Antara

Bisnis.com, JAKARTA—Kekuatan ekonomi etnis Melayu yang mendominasi wilayah Asia Tenggara bisa menjadi kekuatan ekonomi ketiga di dunia setelah Uni Eropa dan Amerika Serikat.

Hal itu bisa tercapai kalau sektor pendidikan dan sumber daya manusianya dibangun dengan baik.

Dekimian dikemukakan oleh Ketua MPR Zulkifli Hasan di sela-sela berlangsungnya acara Konvensi  XVI Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI), Selasa (27/10/2015) malam.  

Menurut Zulkifli, kebangkitan umat Islam akan dimulai dari etnis Melayu, terutama yang bermukim di wilayah Asia Tenggara yang akan memasuki era Masyarakat Ekonomi Asean akhir tahun ini.

Hanya saja dia mengingatkan untuk mencapai kekuatan ekonomi dunia tersebut diperlukan pendidikan yang baik selain persatuan dan kesatuan di antara etnis Melayu.

Dia menegaskan bahwa kunci kemajuan suatu bangsa yang ditandai dengan kekuatan ekonomi adalah sumber daya manusia, bukan sumber daya alam.

Menurutnya, banyak contoh negara yang tidak memiliki sumber daya alam, namun bisa maju seperti halnya Singapura.

Dia menyoroti sejumlah negara yang kaya sumber daya alam di Timur Tengah, namun karena dilanda perang dan lemah sumber daya manusianya, ekonominya sulit untuk diharapkan.

Menurutnya, Indonesia berpotensi memimpin kemajuan ekonomi etnis Melayu mengingat demokrasi telah berjalan dengan baik.

Sementara itu, Presiden DMDI, Tan Sri Ali Rustam mengatakan bahwa penyelenggaraan konvensi “Dunia Melayu Dunia Islam” adalah untuk mempererat silaturahmi dan persatuan antarbangsa Melayu dan umat Islam.

Ali Rustam yang juga Ketua Kamar dagang sekaligus Senator Malaysia ini menjelaskan bahwa salah satu fokus konvensi tersebut adalah peran DMDI dalam penguatan pembangunan ekonomi.

Kekuatan ekonomi, ujarnya, sangat diperlukan dalam menghadapi pasar bebas khususnya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

“Konvensyen ini memiliki tujuan untuk menghidupkan kembali kejayaan Islam sekaligus untuk memberi semangat jati diri orang Melayu dan umat Islam dengan semangat kesatuan dan perpaduan, pembangunan, terutama untuk menghadapi MEA,” kata Ali dalam sambutannya.

Konvensi yang diikuti perwakilan dari 18 negara yang digelar Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) itu berlangsung selama tiga hari.

Perwakilan negara- negara yang tergabung dalam DMDI termasuk Malaysia, Indonesia, Inggris, Australia, Brunei Darussalam, Filipina, Thailand, Singapura, Kamboja dan negara Asia Tenggara lainnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper