Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PERHOTELAN: Natal & Tahun Baru di Sulut Dikhawatirkan Lebih Sepi

Momen natal dan tahun baru 2015 masih menyumbangkan kenaikan tingkat okupasi hotel di Sulawesi Utara, meski trennya diperkirakan tak seramai tahun lalu.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, MANADO - Momen natal dan tahun baru 2015 masih menyumbangkan kenaikan tingkat okupasi hotel di Sulawesi Utara, meski trennya diperkirakan tak seramai tahun lalu.

Berdasarkan penuturan Sekretaris Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulut Frankie Najoan, perayaan natal dan tahun baru di Sulut, khususnya di Manado, lebih didominasi oleh wisatawan lokal.

“Sering dengan fakta pelambatan ekonomi nasional dan daerah, saya yakin mereka yang bisa menghabiskan liburan di Manado pada natal dan tahun baru akan melakukan pemotongan bujetnya,” katanya, Kamis (8/10/2015).

Dia memperkirakan tren kenaikan okupansi cukup signifikan karena momen natal dan tahun baru selalu dimanfaatkan bagi warga Sulut yang bekerja di luar daerah untuk pulang kampung.

Jika pihak pengelola hotel dan restoran di Sulut gencar melakukan promosi dengan menawarkan paket-paket liburan yang menarik, dirinya mengatakan tren kenaikan okupasi hotel bisa dicapai hingga 100% pada tahun ini.

“Kenaikan okupasi hotel dan kunjungan konsumen ke restoran sangat bergantung dengan upaya promosi tiap pelaku usaha. Apalagi, tantangan saat ini makin berat karena mereka harus menghadapi potensi penurunan permintaan,” ucapnya.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang pada Agustus 2015 meningkat 2,31 poin menjadi 58,91% dibandingkan dengan Juli 2015 yakni 56,6%.

Secara year-on-year (yoy), TPK Agustus 2015 sebesar 58,91% atau meningkat 4,74 poin daripada periode yang sama tahun lalu yaitu 54,17%.

Namun, dirinya masih optimistis tingkat kenaikan kunjungan wisatawan lokal mampu mendekati realisasi tahun lalu yang naik hingga 100%. Tidak hanya itu, keyakinannya tersebut juga didukung oleh kampanye Pemerintah Provinsi Sulut yaitu ‘Mari Jo ke Manado’pada tahun ini.

Khusus wisatawan asing, Frankie mengungkapkan tingkat kunjungannya ke Sulut tidak signifikan karena tren puncaknya selalu berada di pertengahan tahun. Apalagi, pelambatan ekonomi global, terutama di kawasan Eropa dan Amerika, bakal mempengaruhi kunjungan wisman dari dua area ini.

Mengutip data PHRI, jumlah hotel berbintang yang tersebar di seluruh Sulut berjumlah 30 unit, sedangkan jumlah hotel melati mencapai 269 unit. Adapun, 30 hotel berbintang tersebut memiliki 2.395 kamar, dan 269 hotel melati memiliki 3.741 kamar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper