Bisnis.com, JAKARTA – Surplus neraca perdagangan Indonesia pada 2024 diperkirakan akan menurun, terutama dipengaruhi oleh perlambatan ekonomi negara mitra dagang utama.
Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro menyampaikan bahwa dari sisi ekspor, ekspor Indonesia, khususnya komoditas batu bara ke India, akan meningkat ke depan, mengingat negara ini sedang memasuki musim panas, yang biasanya berlangsung pada Maret hingga Juni.
Kenaikan suhu udara yang signifikan, kata dia, akan meningkatkan permintaan batu bara, terutama untuk pembangkit listrik.
Di sisi lain, Andry memperkirakan adanya pemulihan ekspor Indonesia ke China hingga kuartal kedua 2024, didorong oleh beberapa faktor, termasuk pemulihan permintaan domestik dan penyesuaian yang sedang berlangsung di berbagai sektor ekonomi.
Perkembangan ini, imbuhnya, akan mendorong ekspor, terutama batu bara untuk industri kelistrikan.
“Kami masih melihat bahwa sepanjang 2024 surplus perdagangan secara keseluruhan mungkin akan lebih rendah karena dua mitra dagang terbesar Indonesia, Amerika Serikat dan China, diperkirakan mengalami perlambatan pertumbuhan,” kata Andry, dikutip Minggu (19/5/2024).
Baca Juga
Di sisi lain, Andry memperkirakan bahwa ekspor Indonesia ke kawasan Asean akan tetap positif sehingga dapat menahan dampak perlambatan ekspor ke negara-negara besar.
Sebagaimana diketahui, neraca perdagangan Indonesia pada April 2024 mencatatkan surplus sebesar US$3,56 miliar, menyusut dibandingkan dengan surplus pada bulan sebelumnya sebesar US$4,57 miliar.
Capaian tersebut menandakan berlanjutnya tren surplus neraca perdagangan Indonesia selama 48 bulan atau 4 tahun beruntun.
Surplus pada April 2024 didorong oleh surplus perdagangan nonmigas yang lebih tinggi sebesar US$5,17 miliar, sementara perdagangan migas masih mencatatkan defisit sebesar US$1,61 miliar.
Adapun, secara kumulatif, surplus perdagangan Indonesia pada Januari hingga April 2024 mencapai US$10,97 miliar, lebih rendah jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2023 sebesar US$16,04 miliar.