Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PARIWISATA SYARIAH: Lombok Prospektif Jadi Destinasi Unggulan

Kementerian Pariwisata optimistis Indonesia mampu unggul dalam bidang wisata syariah, menyusul semakin banyaknya daerah yang potensial menjadi destinasi wisata syariah.
Pantai Senggigi./gililombok.com
Pantai Senggigi./gililombok.com

Bisnis.com, JAKARTA — Kementeri an Pariwisata optimistis Indonesia mampu unggul dalam bidang wisata syariah, menyusul semakin banyaknya daerah yang potensial menjadi destinasi wisata syariah.

“Pada 2015, telah ditetapkan tiga daerah yang akan difokuskan yakni Aceh, Sumatra Barat, dan Nusa Tenggara Barat,” kata Menteri Pariwisata Arief Yahya, Senin (5/10).

Khusus untuk Nusa Tenggara Barat, Kementerian fokus mempromosikan wilayah Lombok sebagai destinasi syariah agar memiliki nilai jual tersendiri. Arief mengungkapkan, selama ini turis yang datang ke NTB cukup besar.

Sekitar 850.000 wisatawan mancanegara (wisman) dan 2 juta wisatawan nusantara (wis nus) datang ke wilayah itu setiap tahunnya. Mayoritas turis masuk melalui Bali.

Demi menggenjot jumlah turis, lanjut Arief, Lombok harus memiliki posisi pemasaran yang berbeda dengan menonjolkan budaya masyarakat.

“Harus saya akui, sejauh ini 80% orang masuk ke Lombok karena Bali. Sudah seharusnya Lombok punya positioning sendiri dan positioning yang paling tepat untuk Lombok itu halal tourism, karena memang bagus. Istilahnya Lombok itu pulau dengan 1.000 masjid,” tuturnya.

Kemasan wisata syariah di sejumlah kota yang dimaksud nantinya bisa bermacam-macam, misalnya lewat produk kuliner, restoran dan hotel yang dibingkai dalam nilai-nilai Islam. Sejalan dengan pencanangan tersebut.

Indonesia kini mulai diakui sebagai destinasi wisata syariah, menyusul lolosnya RI dalam nominasi ajang penghargaan wisata halal tahunan yang cukup bergengsi, The World Halal Travel Award 2015.

Kegiatan ini merupakan bagian dari World Halal Travel Summit & Exhibition yang puncaknya akan digelar pada 19-21 Oktober 2015 di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.

Dalam ajang tersebut, Indonesia menyabet lima kategori nominasi. Kota Lombok di Nusa Tenggara Barat menyabet dua nominasi sekaligus, yakni World’s Best Halal Honeymoon Destination dan World’s Best Halal Tourism Destination.

Sementara itu, Sofyan Hotel Betawi di Jakarta masuk nominasi dalam kategori World’s Best Family Friendly Hotel. Kota Jakarta juga masuk dalam kategori World’s Best Halal Culinary Destinations. Secara nasional, Indonesia menjadi satu dari tiga kandidat pemenang World’s Best Halal Cultural Destination.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Igde Pitana menuturkan keikutsertaan Indonesia dalam ajang tersebut bisa menjadi sarana promosi untuk menjual produk wisata syariah di Tanah Air.

“Kita sangat semangat mengajukan Lombok. Yang dikejar bukan award-nya, tetapi sebagai wahana untuk menunjukkan bahwa kita sudah melaksanakan (wisata syariah) sesuai standar internasional,” kata dia.

Wisata syariah dapat berupa wisata alam, budaya dan religi.Pitana berujar, wisata syariah atau muslim friendly destination sebenarnya bukanlah menjual produk baru, tetapi menjual pelayanan yang memenuhi standar syariah Islam.

Saat ini pihaknya tengah menyusun prinisp atau standarnya yang bisa menjadi landasan wisata syariah.

Tujuan pengembangan layanan ini demi merebut pangsa pasar yang cukup besar dari negara-negara muslim di dunia, seperti dari Iran, Arab Saudi, Kuwait yang masih menjadi negara dengan pengeluaran wisatawan muslim terbesar di dunia.

Potensi belanja wisatawan muslim dunia dunia diperkirakan mencapai US$181 miliar pada tahun 2018.

Perlu Sertifikasi Produk Halal

Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Association of the Indonesia Tours and Travel Agencies (Asita) Asnawi Bahar menyatakan kalangan pelaku usaha siap mendukung dan membuat paket-paket tour yang dapat menjual wisata syariah di Indonesia.

Tantangan untuk merealisasikan hal tersebut, kata dia, yakni pada sertifikasi produk halal serta pemetaan pasar agar pemasarannya lebih mudah.

“Kalangan industri mudah beradaptasi, kalau sudah tahu jelas paketnya seperti apa dan dijual ke mana,” kata dia.

Menurut Asnawi, dari semua produk-produk halal yang bisa dipromosikan, menurutnya akan lebih baik jika fokus pada kuliner.

“Hotel sudah ada standar internasionalnya dan selama ini turis muslim tidak terlalu ada masalah. Yang perlu difokuskan ke halal food, karena itu memang menjadi tuntutan mereka. Hotel yang syariah memang perlu, tetapi bisa dipenuhi secara bertahap.”


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper