Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investasi Cold Storage Skala Besar Diperkirakan Rp3 Triliun

Menteri Perdagangan Thomas T. Lembong menyebutkan pembangunan gudang berpendingin dengan skala besar memerlukan investasi yang tidak sedikit.nn
Mantan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel (kiri) memasang foto dirinya disaksikan Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong (kiri) usai serah terima jabatan di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (12/8)./Muhammad Adimaja
Mantan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel (kiri) memasang foto dirinya disaksikan Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong (kiri) usai serah terima jabatan di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (12/8)./Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Perdagangan Thomas T. Lembong menyebutkan pembangunan gudang berpendingin dengan skala besar memerlukan investasi yang tidak sedikit.

Dana yang diperlukan diperkirakan setidaknya akan mencapai sekitar Rp2 triliun – Rp3 triliun. Jumlah tersebut menurutnya diperlukan agar manfaat dari gudang tersebut bisa dirasakan hingga puluhan tahun.

“Kalau kerja seperti ini jangan tanggung-tanggung, jangan setengah hati. Ini butuh waktu, dan harus segera dimulai. Akan kita genjot sekencang-kencangnya, supaya kali ini benar-benar jadi,” kata Thomas, di Jakarta, Rabu (16/9/2015).

Thomas memperkirakan, pembangunan tersebut akan memakan waktu yang cukup lama. Perbandingannya, di Dubai pun, pembangunan gudang tersebut memakan waktu hingga 30 tahun dengan beberapa fase yang dilalui.

Adapun, nantinya gudang yang akan dibangun di Indonesia juga akan dilakukan secara bertahap dan tidak langsung sebesar gudang di Dubai yang memiliki luas setara tiga lapangan bola.

Namun, gudang tersebut harus didesain agar mudah diekspansi. Pertimbangan ekonomi juga akan dilakukan agar skala gudang tersebut tepat untuk kondisi saat ini, sehingga utilisasinya pun tinggi.

Sementara terkait pendanaan, menurut pandangannya, sebaiknya swasta ikut dilibatkan. Bisa saja akan serupa dengan proyek infrastruktur lainnya dengan besaran antara 70%-80% dikerjakan oleh swasta. Sementara pemerintah nantinya akan lebih berperan sebagai fasilitator dan koordinator.

“Pemerintah ikut memiliki, tapi ujungnya saya lihat praktis akan ada peranan besar untuk swasta.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Avisena

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper