Bisnis.com, JAKARTA - Warga Kota Tangerang Selatan kelak bisa memesan tiket berbagai moda transportasi massal secara daring. Mereka juga bisa mengetahui situasi kota melalui peta virtual interaktif.
Sistem informasi lalu lintas yang dibuat real time itu bermaksud membantu masyarakat agar mobilitasnya jadi lebih cepat dan ekonomis. Tatkala itu terwujud, Tangerang Selatan sedang menjelma sebagai proyek percontohan kota cerdas di Tanah Air.
Istilah kota cerdas atau smart city di Tangerang Raya bukan hal baru, sebut saja Kota Tangerang yang perlahan merintis sendiri program ini. Perbedaannya, penerapan kota cerdas di Tangerang Selatan tidak membuat pemerintah daerah merogoh kantong dalam-dalam, sebab sepenuhnya dibiayai investor swasta.
Wakil Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie membenarkan kabar tersebut. Pebisnis swasta yang bersedia menjadikan Tangsel sebagai kota cerdas adalah Prima Infra Limited. Tapi, penjajakannya memang baru memasuki fase awal.
“Proyek itu baru dipresentasikan ke kami bagaimana gambarannya dan hitung-hitungannya,” ucapnya kepada Bisnis.com, akhir pekan lalu. Saat berdialog, Prima Infra Limited memastikan kesiapannya melaksanakan proyek percontohan kota cerdas Tangerang Selatan. Perusahaan Inggris itu siap mengucurkan US$90 juta – US$110 juta.
Kendati demikian, Pemkot Tang sel mengaku bersedia turut berkontribusi. Tapi, sejauh ini belum ada pembicaraan lebih detil skema kerja sama proyek smart city tersebut. Oleh karena itu, soal kontribusi pemkot dalam pendanaan juga belum dapat dijawab pasti.
Benyamin tidak menyebutkan besaran porsi tertentu dalam kebutu-han anggaran kota cerdas Tangsel. Dia hanya memastikan bahwa nilainya akan disesuaikan kebutuhan selama tidak melebihi kemampuan APBD Tangerang Selatan.
Pemerintah Kota Tangsel kini mem bentuk tim kecil khusus untuk menangani pelaksanaan proyek kota cerdas. Grup itu dipimpin staf ahli bidang ekonomi dan pembangunan. Mereka yang akan menjajaki sejauh mana kelayakan proyek bisa dijalani.
SOLUSI DIGITAL
Pada dasarnya, kota pintar yang hendak diterapkan di Tangsel yakni mengimplementasikan solusi digital seperti situs terkonsolidasi, smart points di seluruh kota, dan sistem e-cloud. Cara ini diklaim mampu meningkatkan efisiensi waktu secara signifikan.
Teknologi informasi digital yang dikembangkan di Tangerang Selatan diyakini bisa meningkatan kualitas dan kinerja pelayanan perkotaan, mengurangi biaya dan konsumsi sumber daya, serta pemerintah terlibat lebih aktif berinteraksi dengan warga.
CEO Prima Infra Limited Nicolas Jenik mengatakan secara umum pengembangan kota cerdas di Tangsel mencakup manajemen lalu lintas dan transportasi, pengelolaan sumber energi, penyediaan pelayanan kesehatan, fasilitas pendidikan, serta pengadaan taman berbasis teknologi alias technopark.
Konsep kota cerdas tidak buntu pada manajemen lalu lintas yang mencakup perbaikan akses dan efisiensi pemesanan tiket transportasi secara daring. Tapi, dari aspek lain, seperti energi, Tangsel akan me manfaatkan energi bersih macam panel surya dan baterai lithium, dan panel dan energi eolik. Selain biayanya lebih murah, energi yang terbuang juga bisa diidentifikasi bahkan didaur ulang.
Adapun, untuk pelayanan kesehatan dan pendidikan, Tangsel akan punya akses ke cloud net dan e-library lebih luas. Akses secara daring antarplatform penelitian diklaim bakal meningkatkan standar pendidikan SD, SMA, dan perguruan tinggi. Melalui program e-learning yang akan diterapkan Prima Infra Limited, fasilitas pendidikan bisa menjangkau daerah dengan sumber daya sedikit.
Selain itu akan dibangun pula technology park yang diperkirakan bisa menyerap 2.000 tenaga kerja. Khusus di bidang kesehatan, pengadaan platform riset daring dan pengelolaan basis data yang lebih baik memungkinkan dokter bekerja lebih efisien dan akurat. Dinas Kesehatan setempat bisa mengidentifikasi jenis penyakit yang umum diderita masyarakat.
Taman berbasis teknologi akan mengembangkan penelitian di berbagai bidang; pengembangan piranti lunak, elektronik, telekomunikasi, ilmu manajemen, e-cloud, media digital dan hiburan, dan lain-lain; serta mengembangkan sumber energi baru yang lebih efisien. “Kota cerdas ini akan dikembangkan bertahap. Proyek ini didukung Google, Lenovo, IBM, Cisco, Cloud dan perusahaan tekhnologi lain,” ujar Jenik. []