Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah dinilai belum maksimal memberikan stimulus kepada dunia usaha dalam menyikapi perlambatan ekonomi nasional yang semakin memprihatinkan.
Ketua Umum Jaringan Pengusaha Nasional Bayu Priawan mengatakan Presiden Joko Widodo sudah memberikan sinyal positif bagi dunia usaha di era transisi saat ini.
Namun kurangnya kerja keras menjadi salah satu penyebab perekonomian Indonesia terpuruk saat ini. Apalagi, stimulus pemerintah untuk dunia usaha masih belum maksimal.
Konsumerisme masyarakat Indonesia terutama pada merk dagang asing turut memperparah kondisi ekonomi saat ini.
"Konsumerisme terhadap merk branded membuat sebagian besar uang kita lari ke luar negeri. Padahal, salah satu penopang utama perekonomian Indonesia berasal dari belanja domestik rumah tangga," kata Bayu, Jumat (21/8).
Saat ini, paparnya, ekonomi Indonesia memang tidak bisa bergantung hanya pada belanja APBN dan swasta dalam negeri. Komponen rumah tangga yang terkecil, seharusnya turut serta dalam menyehatkan perekonomian bangsa.
Bayu tidak memungkiri jika saat ini Indonesia masih membutuhkan banyak investasi asing. Namun, ia meminta agar investasi yang masuk diatur untuk mengutamakan sektor produksi dan mengandung muatan lokal Indonesia.
Dengan demikian, kemandirian industri Indonesia akan terjadi dan berdampak langsung pada kelangsungan perekonomian Indonesia.
"Pemerintah harus lebih agresif mendorong sektor industri. Sejauh ini, rekan-rekan pengusaha belum melihat dorongan yang cukup baik untuk menciptakan iklim industri dalam negeri yang mandiri," ujarnya.
Menurut Bayu, saat ini pengusaha Indonesia mengalami kesulitan dari berbagai sisi seperti regulasi, insentif pajak, retribusi dan kemudahan pembiayaan.
"Sudah selayaknya pemerintah memberikan paket-paket ekonomi untuk pengusaha demi mendorong investasi dan pertumbuhan ekonomi," ujar Chairman Blue Bird Group ini.
EKONOMI LESU: Pemerintah Dinilai Belum Maksimal Berikan Stimulus
Pemerintah dinilai belum maksimal memberikan stimulus kepada dunia usaha dalam menyikapi perlambatan ekonomi nasional yang semakin memprihatinkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Yusran Yunus
Editor : Yusran Yunus
Topik
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

3 jam yang lalu
Para Pembeli Emas Antam yang Masih Boncos Awal Mei 2025

16 jam yang lalu
Beda Arah BlackRock dan JP Morgan di United Tractors (UNTR)
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru

12 menit yang lalu
Luhut Optimistis Makan Bergizi Gratis (MBG) Dukung Perputaran Ekonomi

13 menit yang lalu
Harga BBM Pertamina Terbaru per 1 Mei, Pertamax Cs Turun
Terpopuler
# Hot Topic
Rekomendasi Kami
Foto
