Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah menargetkan penandatanganan perjanjian pengusahaan jalan tol Soreang – Pasir Koja, Jawa Barat, dapat segera dilakukan dalam dua pekan mendatang atau sebelum akhir Agustus.
Plt. Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Herry Trisaputra Zuna mengatakan saat ini persiapan sudah pada tahap akhir, tinggal memantapkan sejumlah kelengkapan administrasi. Menurutnya, kendala administrasi tersebut pun dapat segera diselesaikan dalam beberapa hari mendatang.
“Setelah administrasi ini beres, tinggal waktunya saja kita pilih dalam minggu ini atau minggu depan. Secara kesiapan sudah semua, draftny sudah, hanya administrasi saja yang belum,” katanya.
Herry mengatakan pemerintah berharap pembangunan tol ini dapat dipercepat. Pasalnya, kondisi lalu lintas di jalan arteri di sekitar wilayah tersebut sudah sangat padat.
Kehadiran tol sepanjang 8,15 km ini diyakini akan mengurai arus lalu lintas secara signifikan, dengan prediksi lalu lintas harian rata-rata mencapai 17.528 kendaraan/hari.
Herry mengatakan pemerintah meminta badan usaha jalan tol pengelola ruas tersebut dapat segera memperoleh komitmen pendanaan dari perbankan untuk mendukung investasi tol tersebut yang mencapai Rp1,78 triliun.
Direktur Utama PT Citra Marga Lintas Jabar Bagus Medi Suarso mengatakan penjajakan kepada sejumlah perbankan saat ini tengah dilakukan secara intens. Selain kepada perbankan, pihaknya juga melakukan penjajakan kepada PT Sarana Multi Infrastruktur.
Meski demikian, dirinya belum dapat memastikan kapan komitmen pinjaman bisa didapatkan. Pinjaman direncanakan mencapai 70% dari total kebutuhan investasi, atau sekitar Rp1,25 triliun.
“Kami usahakan untuk tidak terlalu lama karena PPJT juga sudah mau ditanda-tangani. Ya secepatnya, tapi untuk sementara pakai ekuitas dulu,” katanya.
PT Citra Marga Lintas Jabar adalah badan usaha jalan tol yang dibentuk konsorsium pemenang tender proyek ini pada Juli lalu. Adapun investor pemenang tender yakni konsorsium PT Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP), PT Wijaya Karya, dan PT Jasa Sarana.
Saham mayoritas dimiliki CMNP, yakni 65%. Sementara itu, Wijaya Karya mengantongi 25% dan Jasa Sarana 10%. Konsorsium pun telah menunjuk tiga badan usaha sebagai kontraktor, yakni Wijaya Karya, PT Grider, dan PT Jasa Bumi Konsultan.
Bagus mengatakan konstruksi proyek tol ini akan segera dimulai pada September mendatang. Segera setelah PPJT ditandatangani, pihaknya pun menandatangani kesepakatan kerjasama dengn kontraktor.
“Sekarang yang belum hanya PPJT saja. Kalau itu sudah, kita segera kerjakan karena kontraktornya juga sudah siap,” katanya.
Bagus menargetkan proses konstruksi dapat diselesaikan setidaknya hingga setahun mendatang. Akan tetapi, target tersebut dapat dicapai jika pembebasan lahan pun dapat segera dituntaskan. Hingga saat ini, progres pengadaan lahan ruas tersebut mencapai 83%.