Bisnis.com, BANDUNG - Kisruh pembayaran menodai pengerjaan priyek pembangunan tol Soreang - Pasirkoja.
Belasan kontraktor PT Citra Bangun Selaras, BUMD yang menangani pembangunan tol Soreang-Pasirkoja (Soroja) berdemonstrasi di depan pintu masuk-keluar menuju gerbang tol. Mereka menuntut pembayaran tunggakan dari PT Wijaya Karya (Wika).
Direktur PT CBS Eri Rusmana, di Bandung, Jumat (13/7/2018), menjelaskan PT Wika belum membayarkan sisa tunggakan proyek Tol Soroja kepada PT CBS bersama 13 subkontraktor lainnya dengan nilai mencapai Rp19 miliar rupiah.
"Kisaran Rp19 miliar dari total kontrak. Kemarin itu ada beberapa adendum dari mulai pertama kami kerja Rp16 miliar naik lagi sampai kurang lebih Rp30 miliar," ujar Eri lagi.
Eri menjelaskan, PT CBS sebelumnya telah melakukan beberapa kali mediasi dengan PT Wika untuk meminta kejelasan masalah tersebut.
Namun kata dia, mediasi di antara keduanya selalu jauh dari kata sepakat, bahkan meski telah dilakukan di Kejaksaan Negeri.
"Sampai saat ini respons Wika sama sekali tidak ada karena mungkin mereka tidak ada itikad baik," kata dia.
Saat melakukan aksi demontrasi, Kamis (12/7), salah satu anggota DPRD Kabupaten Bandung meminta agar pendemo menyampaikan aspirasinya di kantor DPRD dan kontraktor menyetujuinya.
"Sebetulnya tujuan kami ingin menutup jalan tol, tapi kami hormati juga ada wakil rakyat. Mudah-mudahan wakil rakyat bisa mendukung kami sebagai putra daerah pengusaha-pengusaha kecil. Mudah-mudahan ini ada titik cerah," kata dia lagi.
Sementara itu, pihak PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. menyebutkan masih terdapat perbedaan perhitungan volume pekerjaan akhir dalam pelaksanaan proyek jalan tol Soreang - Pasir Koja Seksi 1 yang melibatkan perseroan dan PT Citra Bangun Selaras.
Selengkapnya, silakan baca Kisruh Tol Soroja: Ada Perbedaan Perhitungan. Ini Penjelasan Lengkap Wijaya Karya (WIKA)