Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BISNIS PROPERTI: Tarif Sewa Kantor di Kawasan Pusat Bisnis Bakal Turun

Tarif atau harga sewa ruang perkantoran di kawasan pusat bisnis (central business district) diperkirakan akan mengalami tren penurunan dalam tiga tahun ke depan. Penurunan okupansi dan kelebihan pasokan ruang perkantoran menjadi penyebab utama
Sewa kantor di pusat bisnis diprediksi turun/Wisegeek
Sewa kantor di pusat bisnis diprediksi turun/Wisegeek

Bisnis.com, JAKARTA- Tarif atau harga sewa ruang perkantoran di kawasan pusat bisnis (central business district) diperkirakan akan mengalami tren penurunan dalam tiga tahun ke depan. Penurunan okupansi dan kelebihan pasokan ruang perkantoran menjadi penyebab utama.

Director Head of Reserach Savills PCI Indonesia, Anton Sitorus mengatakan hingga semester I/2015 okupansi perkantoran di kawasan CBD turun 7%.

Dia menambahkan, tingkat okupansi tidak sebanding dengan jumlah pasokan.

"Yang masuk ke pasar bisa 600.000 meter persegi, penyerapan sampai semester I hanya 50.000 meter persegi," ungkapnya seperti dikutip dari Harian Bisnis Indonesia, Senin (10/8/2015).

Anton menyebut, pasokan ruang perkantoran bertambah karena tahun depan banyak proyek-proyek ruang perkantoran yang akan rampung sehingga menambah jumlah pasokan di pasar.

Sementara itu, okupansi cenderung melandai dari tren okupansi yang mengalami puncaknya tahun lalu. Sepanjang 2014, Anton mencatat tingkat okupansi ruang perkantoran di kawasan CBD tumbuh 30%

Namun, laju pertumbuhan ekonomi yang melambat membuat tingkat okupansi ruang perkantoran melandai.

Hingga Semester I/2015, pertumbuhan ekonomi tercatat 4,67%, level terendah sejak 2009.

Penurunan tingkat okupansi menurut Anton akan mendorong penurunan tarif sewa. Tren penurunan ini menurut Anton akan berlangsung hingga 2018 dengan asumsi pertumbuhan ekonomi mencapai 5%-6%.

Dia menerangkan, harga sewa bulanan ruang perkantoran bisa turun menjadi US$28 per meter persergi .

"Awalnya sewa masih US$20, sekarang sudah US$36, bisa turun di bawah US$30. Mungkin US$28," jelasnya.

Prospek pertumbuhan propersi di segmen perkantoarn yang mulai meredup itu juga membuat pengembang memundurkan rencana ekspansi. Direktur Triyasa Propertindo, Budi Lesmana menuturkan ground breaking menara kedua Gran Rubina Business Park di Kuningan, Jakarta Selatan diundur.

Budi mengatakan, semula perusahaan yang tergabung dalam Grup Tiara Marga Trakindo itu akan memulai ground breaking pada akhir 2015. Namun, rencana tersebut ditangguhkan hingga 2017. Bahkan, Triyasa sedang berhitung ulang untuk membangun menara ketiga.

Saat ini Triyasa telah selesai membangun satu menara di Grand Rubina dengan luas 34.000 meter persegi dan berharap bisa menyelesaikan penjualan di akhir tahun nanti. Saat ini, penjualan telah mencapai 94%. Bila tak laku, Triyasa berniat menyewakan ruang yang tersisa.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper