Bisnis.com SEMARANG--Kondisi perekonomian domestik yang menurun pada semester I/2015 berdampak pada penurunan bisnis sektor logistik dan jasa pengiriman di Jawa Tengah.
Ketua Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo) wilayah Jawa Tengah Tony Winarno mengatakan perekonomian saat ini berdampak signifikan pada penurunan bisnis logistik sekitar 10%.
Penurunan logistik yang paling terlihat, ujarnya, pada Mei-Juli tahun ini. "Pengaruh ekonomi pada bisnis logistik sekitar 10%," paparnya kepada Bisnis, Jumat (31/7).
Menurutnya, perkembangan bisnis logistik terhambat dengan adanya kebijakan pemerintah yang dinilai kurang matang. Pasalnya, sejumlah rencana pembangunan infrastruktur belum terealisasi maksimal.
Di sisi lain, biaya produksi membengkak karena mata uang rupiah terdepresiasi terhadap dolar Amerika Serikat. "Pemerintah mestinya tanggap dalam menghadapi masalah ini," papar Tony.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Tengah Frans Kongi menambahkan pelaku usaha saat ini kebanyakan menyetop proses produksi karena terpengaruh ekonomi saat ini. "Malah ada juga perusahaan yang terpaksa mem-PHK karyawannya," terangnya.
Kepala Badan Penanaman Modal Daerah (BPMD) Jawa Tengah Sujarwanto Dwiatmoko mengatakan pelemahan kondisi ekonomi secara nasional tidak begitu berpengaruh pada ekonomi Jawa Tengah secara umum.
Namun demikian, kata dia, investor sedang menunggu implementasi kebijakan dari pemerintah pusat. "Contohnya, investor asing menunggu kepastian payung hukum," ujarnya.