Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah memastikan target operasi jalan tol akses Tanjung Priok molor dari jadwal semula yang bisa beroperasi pada tahun ini menjadi Maret 2017.
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Hedijanto W. Husaini mengatakan molornya target operasi jalan tol akses Tanjung Priok disebabkan adanya pengerjaan pembongkaran pilar pada seksi E-2.
"Pembongkaran pilar dilakukan karena setelah dilakukan pengujian, ternyata mutu beton pier head tidak sesuai dengan spesifikasi yang bisa mengancam keamanan dan keselamatan," kata Hedi, Rabu (28/7/2015).
Dia menuturkan proses perbaikan dilakukan karena adanya kegagalan stressing yang mengakibatkan kerusakan pelat struktur pier head 49 (rusak 1 titik dari 12 pelat angkur), pier head 70 (2 titik dari 12 pelat angkur), dan pier head 31 (10 titik dari 12 pelat angkur) pada November 2014.
Dari hasil kajian dan evaluasi yang dilakukan, imbuhnya, pihak kontraktor yaitu Kajima Corp dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. mengajukan usulan pembongkaran dan waktu pelaksanaan perbaikan selama 26 bulan dan telah disetujui oleh Kementerian PUPR sejak 20 Januari 2015.
Menurutnya, jumlah pilar yang akan dibongkar pada seksi E-2 ialah sebanyak 70 pilar. Dari total 70 pilar yang akan dibongkar, imbuhnya, sudah ada delapan pilar yang berhasil dibongkar oleh kontraktor.
Dengan adanya pembongkaran dan perbaikan, maka target pengoperasian jalan tol akses Tanjung Priok diprediksi molor dari target semula dapat beroperasi pada akhir tahun ini menjadi pertengahan tahun 2017.
"Kita memang tidak rugi uang, tetapi rugi waktu karena lalu lintas menuju pelabuhan sudah sangat padat dan butuh penanganan segera," ujarnya.
Hedi mengatakan kerugian akibat kegagalan konstruksi pada jalan tol akses Tanjung Priok sepenuhnya akan ditanggung oleh kontraktor, pasalnya dalam surat penandatanganan kontrak kerja yang diteken pada 29 April 2011 antara kontraktor dan pemerintah, terdapat ketentuan bahwa apabila terdapat cacat mutu, kontraktor akan bertanggung jawab terhadap biaya perbaikan/re-konstruksi.
Berdasarkan, surat perjanjian, total nilai kontrak untuk pengerjaan seksi E-2 ialah Rp1,1 triliun., sedangkan biaya yang harus dikeluarkan kontraktor untuk pembongkaran dan perbaikan sejumlah pilar diperkirakan mencapai Rp1,4 triliun.
Seperti diketahui, total kebutuhan investasi untuk pembangunan jalan tol dengan total panjang 11,4 kilometer itu mencapai Rp4,9 triliun.
Dari total biaya tersebut, dana sekitar Rp4 triliun diperoleh dari pinjaman Japan International Cooperation Agency (JICA) yang digunakan untuk konstruksi dan konsultan.
Adapun, dana Rp900 miliar bersumber dari APBD dan APBN murni yang digunakan untuk pembebasan lahan seluas 160,5 m2.
Pembangunan jalan tol akses Tanjung Priok terbagi kedalam 5 seksi yaitu seksi E-1 sepanjang 3,4 km, seksi E-2 sepanjang 2,74 km, seksi E2A sepanjang 1,92 km, seksi NS Link sepanjang 2,24 km, seksi NS Direct Ramp sepanjang 1,1 km.
Seperti diketahui, tujuan pembangunan jalan tol akses Tanjung Priok ialah untuk mengatasi persoalan kepadatan lalu lintas dan mempermudah perpindahan logistik menuju Pelabuhan Tanjung Priok. Apabila telah beroperasi, tol ini diperkirakan mampu menampung 1.500 kendaraan di setiap lajur.