Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

LTMNU-LKNU Launching Program Klinik Masjid

Meskipun usia kepengurusan periode 2010-2015 tinggal menghitung hari karena sudah menjelang muktamar, Lembaga Takmir Masjid Nahdlatul Ulama (LTMNU) dan Lembaga Kesehatan NU (LKNU) tetap aktif menjalin kerjasama.
Kerja sama pengembangan klinik berbasis masjid. /nu.or.id
Kerja sama pengembangan klinik berbasis masjid. /nu.or.id

Bisnis.com, JAKARTA - Meskipun usia kepengurusan periode 2010-2015 tinggal menghitung hari karena sudah menjelang muktamar, Lembaga Takmir Masjid Nahdlatul Ulama (LTMNU) dan Lembaga Kesehatan NU (LKNU) tetap aktif menjalin kerjasama.

Bekerjasama dengan Indonesia Health Protection (IHP), kemarin Selasa (28/7/2015), lembaga di bawah PBNU tersebut meluncurkan program Klinik Masjid.  Selain itu, bertempat di gedung PBNU juga diluncurkan program Gismas, hasil kerjasama dengan CIMB Niaga Syariah.

Ketua LTMNU KH Abul Manan Ghanie menjelaskan program ini merupakan upaya NU untuk memakmurkan masjid. Dengan adanya klinik kesehatan, diharapkan masjid bukan hanya menjadi tempat shalat saja, tetapi mengembangkan aktifitas lain yang bermanfaat bagi masyarakat.

Ade Budi Setiawan, pimpinan IHP menambahkan, program ini akan disebar di 50 masjid dengan fokus awal di daerah Jawa Barat. Nantinya, layanan kesehatan yang diberikan bersifat mandiri. Klinik tersebut tidak mengenakan biaya pengobatan, tetapi disisi lain juga menerima infak jika ada pasien yang ingin membantu pendanaan.

Direktur Utama CIMB Niaga Syariah Firman Tamyiz dalam kesempatan tersebut menyatakan kesiapannya untuk membantu penyimpanan dana milik masjid NU di kantor CIMB yang sekarang di seluruh Indonesia sudah berada di 963 lokasi. Dalam kesempatan tersebut, ia menyumbangkan dana sebesar 100 juta untuk pemberdayaan masjid.

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj menjelaskan bahwa perjuangan NU masih panjang karena masih banyak sekali kelompok masyarakat NU yang perlu diberdayakan.

“Islam menekankan pentingnya kita untuk meninggalkan keturunan yang kuat, kuat hartanya, kuat imannya, kuat ilmuanya, kuat fisiknya, dan lainnya,” tandasnya seperti dikutip Nu.or.id.

Pemberdayaan ekonomi merupakan satu aspek yang sangat penting untuk diperhatikan. Ia mencontohkan, Nabi Muhammad merupakan anggota suku Quraish, suku pedagang yang menguasai jalur perdagangan di utara dan selatan jazirah Arab. “Jadi Nabi Muhammad dilahirkan dari kelompok orang yang kaya, bukan orang pinggiran,” katanya menjelaskan.

Untuk bisa meraih kesuksesan, tentu saja tidak bisa terjadi dalam satu malam. “Tuhan saja menciptakan alam semesta selama enam hari, ini menunjukkan ada proses dan tahapan-tahapannya, bukan langsung jadi dalam satu malam,” katanya.

Karena itu, penting sekali untuk bisa berhasil tidak boleh berputus asa. “Kita tidak boleh berputus asa terhadap rahmat Allah, karena kegagalan itu datangnya dari berputus asa,” tandasnya.[]

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Fatkhul Maskur
Editor : Fatkhul Maskur

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper