Bisnis.com, BALIKPAPAN—Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Proyek Pembangunan Jembatan Kertanegara menargetkan Jembatan Kertanegara akan dapat digunakan oleh masyarakat umum paling lambat pada September mendatang.
Kepala Bidang Pembangunan dan Peningkatan Jalan Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kabupaten Kutai Kartanegara Budi Harsono mengatakan proses pembangunan kembali jembatan yang menghubungkan Kota Tenggarog dengan Samarinda itu kini telah rampung 91,6%.
“Saat ini pekerjaan yang masih harus dilakukan adalah pemasangan batang penyangga lantai jembatan atau tie beam. Pekerjaan akan dimulai kembali Senin pekan depan, saat ini para pekerja masih libur lebaran,” tuturnya kepada Bisnis, Kamis (23/7/2015).
Pemasangan tie beam telah dilaksanakan sejak awal Juli, dimulai dari sisi hulu sungai dari arah Tenggarong seberang dan ditargetkan akan rampung sebulan ke depan. Menurutnya, pekerja juga sekaligus memasang plat atau lantai jembatan.
Setelah pemasangan tie beam dan lantai jembatan rampung, tahap pembangunan yang selanjutnya akan dilakukan adalah pengecoran. Tahap ini ditargetkan akan rampung dalam waktu dua minggu.
Selanjutnya, akan dilakukan uji kelayakan atau uji statik jembatan untuk mengevaluasi kelayakan sebelum akhirnya jembatan dibuka untuk masyarakat umum.
“Nanti harus diuji kelayakannya dulu, setelah itu dievaluasi dulu baru dibuka untuk masyarakat umum. Kalau tidak ada hambatan lagi, harapan kami jembatan dapat digunakan paling lambat akhir September, sesuai dengan kontrak,” ungkap Budi.
Budi mengaku pembangunan kembali jembatan yang runtuh pada November 2011 ini pernah terhambat akibat faktor alam. Pengiriman material yang didatangkan dari luar pulau tersendat akibat gelombang laut yang tinggi.
“Selain itu kalau hujan juga pekerjaan tidak bisa dilanjutkan, kalau angin tiupannya juga terlalu kencang para pekerja kuatir nanti akan terjadi apa-apa di atas sana,” sambungnya.
Sementara dari sisi pendanaan, Budi mengaku tak ada masalah. Pembangunan jembatan didanai oleh APBD Kabupaten Kutai Kartanegara dengan nilai kontrak kerja senilai Rp210 miliar. Adapun kontraktor yang mengerjakan pembangunan jembatan adalah PT Hutama Karya.
Menurutnya, pembangunan jembatan ini mulai dilelang pada awal 2013 dan pengerjaan dimulai pada April di tahun yang sama. Pemkab Kutai Kertanegara melibatkan beberapa ahli dari universitas-universitas dan instansi lain.
“Ada beberapa professor yang terlibat, ada yang dari Institut Teknologi Bandung, Institut Teknologi Sepuluh November, Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Badan Penerapan Pengembangan Teknologi, dan Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia,” tutup Budi.