Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BSN Kaji Ulang SNI Pembalut Wanita

Badan Standarisasi Nasional (BSN) tengah mengkaji ulang Standar Nasional Indonesia (SNI) pembalut wanita, mengingat masa standarisasi yang diberikan tersebut sudah mencapai 5 tahun.
Pembalut wanita. /wikihow.com
Pembalut wanita. /wikihow.com

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Standarisasi Nasional (BSN) tengah mengkaji ulang Standar Nasional Indonesia (SNI) pembalut wanita, mengingat masa standarisasi yang diberikan tersebut sudah mencapai 5 tahun.

Kepala BSN Bambang Prasetya mengatakan review terhadap acuan produk pembalut wanita perlu dilakukan untuk menyesuaikan perkembangan teknologi dan kebutuhan pasar sehingga melindungi produsen, konsumen, tenaga kerja, dan masyarakat. Pada 2000, BSN telah menetapkan SNI pembalut wanita yaitu 16-6363-2000.

“Dalam SNI tersebut memang belum dicantumkan kadar klorin pada pembalut wanita. Oleh karena itu kami mengkaji kembali baik dari sisi keamanan, keselamatan, kesehatan, serta pelestarian fungsi lingkungan,” katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (8/7/2015).

SNI 16-6363-2000 mengacu pada Guide to Quasi Drug and Cosmetic Regulation in Japan, Standards for Sanitary Napkins, MHW Notification no 285, May 24, 1966 dan Penandaan memenuhi Peraturan Menteri Kesehatan No. 96/Menkes/Per/VI/1997 tentang Wadah, Pembungkus, Penandaan serta Periklanan Kosmetika dan Alat Kesehatan.

Berdasarkan SNI 16-6363-2000, persyaratan untuk pembalut wanita meliputi persyaratan bahan, yaitu  berbahan kapas serap, kertas serap, katun serap rayon, katun olahan, karboksimetilselulosa, pulpa jonjot, dan kasa.

Kemudian, produksi harus bersih, tidak mengandung kotoran dan zat asing, tidak menyebabkan iritasi atau efek yang membahayakan lainnya, tidak melepaskan serabut pada waktu digunakan, tidak berbau, dan lembut.

Warna pembalut pun harus putih, kecuali sebagai tanda/identitas pada sisi yang tidak bersentuhan dengan tubuh. Selain itu, keasaman atau kebasaan haruslah netral terhadap fenolftalein dan jingga metil, tidak berfluoresensi kuat atau tidak ada fluoresensi yang menunjukkan adanya kontaminasi, pada sisi yang bersentuhan dengan tubuh; daya serap tidak kurang dari 10 kali bobot pembalut; tidak mudah rembes; serta tidak mudah robek.

Selain Indonesia, negara yang memiliki standar pembalut antara lain India dan Amerika. Di India dalam Indian Standard (IS) 5405:1980 Specification For Sanitary Napkin, persyaratan yang diatur dalam standar tersebut yaitu Absorbent Filler, Covering, Pad Size, pH, Disposability, Absorbency and Absorbability, dan Sensory Tests.

Di Amerika, Food  and Drug Administration (FDA) mengeluarkan Guidance for Industry and FDA Staff Menstrual Tampons and Pads: Information for Premarket Notification Submissions. Pada guidance ini di bagian performance characteristics, FDA merekomendasikan agar tampon bebas dari 2,3,7,8- tetrachlorodibenzo-p-dioxin (TCDD)/2,3,7,8-tetrachlorofuran dioxin (TCDF) dan residu pestisida dan herbisida lainnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper