Bisnis.com, SEMARANG - BI merilis ekonomi Jateng pada triwulan I/2015 tumbuh 5,5% (y-o-y) dibandingkan triwulan yang sama pada tahun lalu. Dibandingkan pada triwulan IV/2014, ekonomi Jateng 3 bulan pertama tahun ini melambat karena triwulan sebelumnya pertumbuhan ekonomi bisa menembus angka 6,16% (y-o-y).
Industri manufaktur di Jawa Tengah merupakan sektor penyumbang pertumbuhan ekonomi terbesar dengan kontribusi 2,5% pada triwulan I/2015. Peningkatan kinerja industri pengolahan Jateng sebagian besar ditopang oleh industri industri tembakau serta industri makanan dan minuman.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Jateng Frans Kongi menyatakan industri pengolahan di wilayah ini cukup beragam mulai dari pengolahan ikan, pengolahan mamin, industri pengolahan tembakau dan industri serupa.
Dia mengatakan serapan tenaga kerja dari sektor ini cukup banyak seiring bertambahnya industri baru dan relokasi industri dari Jakarta dan sekitarnya.
“Yang paling terlihat besar di Jateng itu industri rokok, PT Djarum di Kudus. Nilai investasi cukup besar dan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Jateng bahkan nasional,” papar Frans.
Dia mengatakan Apindo pada prinsipnya mendukung bertumbuhnya semua sektor industri di wilayah ini. Namun, Frans meminta kepada pemerintah untuk turut memacu pertumbuhan dengan regulasi yang pro-investasi.
“Jangan sampai pengusaha dipusingkan dengan aturan yang berbelit, contohnya soal perizinan terlalu lama dan sulit,” paparnya.[]