Bisnis.com, JAKARTA - PT Cikarang Inland Port, operator Cikarang Dry Port, membenamkan investasi sebesar Rp150 miliar untuk membangun gudang berikat mandiri khusus bagi komoditas kapas.
Benny Woenardi,Managing Director PT Cikarang Inland Port mengatakan dana tersebut akan digunakan untuk pembangunan tahap pertama dari gudang berikat mandiri khusus kapas yang berdekatan dengan pelabuhan darat atau dryport milik perusahaan.
Tahap pertama kita mula tahun ini dan targetnya selesai dalam waktu setahun, ujar Benny.
Rencananya, pembangunan tahap pertama ini terdiri dari gudang berikat seluas empat hektare dan laboratorium pengujian kualitas.
Benny mengungkapkan perusahaan telah memulai pembangunan seluas 5.000 meter persegi bagi fasilitas gudang tersebut.
Pembangunan proyek gudang berikat ini mencakup dua tahapan, tahap pertama seluas 12 Ha dan tahap kedua sekitar 6-7 Ha.
Pembangunan gudang berikat mandiribertujuanmemotong rantai pasok bahan baku tekstil yang selama ini cukup panjang sehingga membuat harga kapas melambung tinggi.
Menurut Benny, impor kapas dari Afrika atau negara lain harus setidaknya melewati empat gudang di luar negeri.
Selama ini, pengimpor justru menitipkan barangnya di gudang Port Klang Malaysia atau Port of Singapore.
Menyadari rumitnya rantai pasok kapas, Cikarang Dry Port menawarkan kesediaannya membangun gudang berikat khusus bagi komoditas ini sehingga membantu pengembangan industri tekstil di dalam negeri.
Ade Sudrajat, Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (Api) mengatakan inisiatif pembangunanbuffer stockbahan baku kapas oleh swasta merupakan inisiatif yang konstruktif.
Hal ini akan memperlancar arus pengiriman bahan baku serta menghemat biaya.
Sebelumnya kapas yang dibeli dari Amerika Serikat, Australia, Brazil dan lainnya harus diinapkan di Malaysia, dalam hal ini pengusaha mengeluarkan biaya lebih.
Keberadaan buffer stock di Malaysia lebih dari 20 tahun, ujarnya.
Dengan adanyabuffer stockdi dalam negeri diyakini dapat meningkatkan daya saing industri tekstil dalam negeri.
Menurutnya, kebutuhan kapas untuk industri tekstil dalam negeri tiap tahun mencapai dua juta ton.
Saat ini harga kapas impor mencapai US$1,4 per kilogram. Secara finansial, dengan adanyabuffer stockdi dalam negeri, akan menekan biaya-biaya yang dahulu dikeluarkan di Malaysia serta mempercepat pengiriman barang.
Produsen-produsen kapas global selama ini tidak berkenan mendirikanbuffer stockdi Indonesia karena terkendala dengan rumitnya regulasi.
Pemerintah perlu memberikan kepastian regulasi untuk memperbaiki iklim usaha di dalam negeri, katanya.