Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo tidak bisa menutupi kekecewaan terhadap lamanya waktu tinggal kontainer atau dwelling time di pelabuhan Tanjung Priok yang masih berkisar 5,5 hari.
Dwelling time begitu lama menjadikan yang terlama di antara negara-negara kawasan. Padahal berulangkali digelar rapat terbatas membicarakan persoalan ini. Terakhir pada 4 Maret 2015 Jokowi menyetujui tujuh langkah memperpendek dwelling time dari 6 hari menjadi 4,7 hari.
"Belum [ada perubahan]. Dilaporkan ke saya 5,5 hari, [targetnya] ya paling enggak 4,7 hari. Tapi 5,5 hari itu kita enggak tahu benar apa enggak, baru kita cek," kata Jokowi di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, Rabu (17/6/2015).
Menurut Jokowi, fasilitas pelabuhan Tanjung Priok sudah cukup baik. Ia mencatat ada yang tidak beres dalam hal pelayanan oleh aparat instansi di pelabuhan yang menyangkut 18 kementerian dan lembaga. Presiden berkomitmen untuk membereskan hambatan tersebut dengan caranya sendiri.
"Kalau melihat fasilitasnya sudah baik, hanya sekali lagi, melayani cepat itu yang belum, yang melayani enggak mau cepat. Ini menyangkut 18 kementerian lembaga yang semuanya berada di Tanjung Priok ini, banyak sekali," tuturnya.
Saat blusukan di Tanjung Priok tersebut, Jokowi didampingi oleh Menko Maritim Indroyono Susilo, Dirjen Perhubungan Laut Bobby Mamahit, Direktur Utama PT Pelindo II RJ Lino. []