Bisnis.com, JAKARTA--Kementerian Perindustrian menyatakan total investasi pabrik hilirisasi pertambangan di di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tenggara yang dilakukan oleh PT Sulawesi Mining Investment mencapai US$2,49 miliar atau Rp32,37 triliun (kurs Rp13.000 per dolar AS).
Saleh Husin, Menteri Perindustrian, mengatakan proyek hilirisasi hasil tambang ini dilakukan dalam tiga tahap dengan tahap pertama yakni pembangunan smelter nikel yang telah beroperasi dengan kapasitas produksi 300.000 ton per tahun dan menelan investasi US$635,57 juta.
"Smelter nikel ini didukung oleh Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berkapasitas 2 x 65 Megawatt yang dibangun oleh investor," ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis.com, Jumat (29/5/2015).
PT SMI, lanjutnya, tengah melakukan pembangunan pabrik tahap dua dengan kapasitas 600.000 ton yang menelan investasi senilai US$1,04 miliar. Pengoperasian pabrik ini juga akan ditunjang oleh PLTU berkapasitas 2 x 150 MW dan ditarget selesai pada Desember 2015.
Dengan sejumlah pembangunan yang saat ini dilakukan, serapan tenaga kerja telah mencapai 5.000 orang. Ke depan, setelah pembangunan tahap ketiga dengan kapasitas 300.000 ton yang menelan investasi US$820 juta dan ditargetkan beroperasi pada 2017, total tenaga kerja mencapai 12.000 orang.
Menurutnya, pembangunan pabrik tahap ketiga juga akan ditunjang oleh PLTU berkapasitas 300 MW. Sehingga secara keseluruhan kapasitas produksi nikel pig iron di Kab. Morowali akan mencapai 1,2 juta ton serta didukung oleh PLTU berkapasitas 730 MW.
Dia mengatakan smelter terintegrasi ini akan mendorong pengembangan industri-industri turunan dari stainless steel yang diperkirakan berjumlah 60 perusahaan baru. Pendirian industri-industri turunan ini ditaksir membutuhkan investasi sebesar US$5,61 miliar.