Bisnis.com, JAKARTA - Dimulainya komunitas Masyarakat Ekonomi Asean pada akhir tahun ini menjadi tantangan pelaku industri produk jamu Tanah Air.
Presiden Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO) Irwan Hidayat mengatakan industri jamu Indonesia cukup tangguh untuk menghadapi pasar Asean. Bahkan dia mengklaim tidak ada perusahaan di kawasan yang berani melawan perusahaan jamu dalam negeri.
Tetapi pelaku industri mengalami kendala yakni merasa tidak mendapat perlindungan dari pemerintah ketika perusahaan menghadapi kasus seperti tuduhan pencemaran lingkungan yang ternyata jauh dari kata benar.
"MEA itu ya menurut saya pemerintah harus memberi izin, mengawal izin itu, memproteksi, mengawasi perusahaan itu benar atau enggak, kalau enggak benar ya dibina," katanya seusai menghadiri peresmian pembukaan Munas VII Gabungan Pengusaha Jamu 2015 di Istana Negara, Senin (25/5/2015).
Beberapa waktu lalu Sido Muncul dituduh mencemari lingkungan sungai Klampok Bergas di Semarang. Setelah dilakukan uji laboratorium sampel Instalasi Pembuangan Air Limbah ternyata tidak mencemari lingkungan.
Irwan menambahkan tuduhan itu sudah menjadi berita dan tersebar ke seluruh dunia. Bahkan kolega dari Amerika pun sampai menghubungi terkait informasi tersebut. Meskipun pada akhirnya tuduhan itu tidak benar, kata Irwan, orang akan lebih ingat berita buruk daripada berita baik.
Alhasil proteksi dari pemerintah mengenai hal semacam ini harus menjadi perhatian. Apalagi industri jamu menyumbang penerimaan pajak cukup besar. Sido Muncul tahun lalu membayar pajak mencapai Rp300 miliar.
"Kalau tiap kali perusahaannya dituduh macam-macam, coba Anda bayangin bagaimana bisa menang dengan perusahaan asing, ya kan, apalagi ini industri jamu," katanya. []