Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengembangan Runway Bandara Belitung Terhambat

Pengembangan sisi udara Bandara Hanandjuddin Tanjung Pandan Belitung terkendala pembebasan lahan yang menjadi tanggung jawab pemerintah daerah.

Bisnis.com, BELITUNG-- Pengembangan sisi udara Bandara  Hanandjuddin Tanjung Pandan Belitung terkendala pembebasan lahan yang menjadi tanggung jawab pemerintah daerah.

Tidak hanya itu, persoalan status kepemilikan lahan dengan pihak militer juga perlu dicarikan solusinya dengan berbagai pemangku kepentingan.

Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Bandara Hanandjuddin Tanjung Pandan, Belitung Suparno menjelaskan sejak 2013, sesuai masterplan pengembangan bandara, panjang landasan pacu wajib ditambah 235 m dengan lebar 40 m.

Saat ini panjang landasan mencapai 2.500 m.

Akan tetapi, lanjutnya, landasan pacu hanya bisa ditambah sejauh 100 m pada 2014, karena Pemerintah Provinsi Bangka Belitung yang bertanggung jawab terjadap kegiatan penumpukan tanah tidak memiliki dana yang cukup untuk melakukan pengerjaan sesuai amanat masterplan.

"Dari 2013, 2014 dan sekarang, juga kami belum bisa melakukan perpanjangan runway," katsnya Kamis (21/5).

Akibat keterlambatan itu, lanjutnya, UPT terpaksa mengembalikan anggaran pengerjaan yang bersumber dari APBN sebesar Rp11 miliar karena dari pos anggaran runway sebesar Rp18 miliar, hanya bisa terpakai sebanyak Rp7 miliar.

"Dana itu harus dikembalikan ke kas negara karena tidak bisa dialihkan ke pos yang lain," ungkapnya.

Pada 2015,  jajarannya berencana untuk mengajukan kembali anggaran pengembangan landasan pacu Bandara Hanandjuddin.

Suparno menambahkan, di masa mendatang, pengelola bandara juga akan mengalami kendala untuk menambah exit taxiway lantaran ada laham seluas 11,8 ha lahan yang diniliki oleh pihak TNI Angkatan Udara.

Jajarannya saat ini tengah melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah setempat karena kepemilikan lahan itu bermula dari kesepakatan tukar guling dengan pihak pemda.

Selain pengembangan sisi udara, pengelola Bandara Hanandjuddin juga mulai melakukan persiapan dokumen dan desain pengembangan terminal kedatangan yang akan dibangun pada 2017 dan beroperasi setahun setelahnya.

"Total anggarannya Rp1,2 miliar berupa pelebaran dan pemasangan conveyor," urainya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper