Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Perum LPPNPI) atau AirNav Indonesia menjamin ketersediaan slot penerbangan selama haji 1442 H/2021 selama masa pandemi Covid-19 dengan turunnya tingkat pergerakan penerbangan.
Manager Humas AirNav Indonesia Yohanes Harry Douglas Sirait mengatakan saat ini terdapat 13 bandara yang melayani embarkasi haji 2021.
Sejauh ini, penggunaan rerata slot terbang di 13 bandara tersebut mencapai 47 persen pada jam-jam sibuk. Dengan kondisi tersebut maka slot penerbangan haji 2021 tidak akan menimbulkan persoalan karena tingkat pergerakan pesawat selama pandemi juga menurun.
“Selama pandemi ini, kami juga melakukan sistem open-slot. Karena memang penerbangan sedang menurun kuantitasnya. Jadi lebih fleksibel dan memberikan sedikit kelonggaran masa berlaku slot time bagi maskapai,” ujarnya, Selasa (13/4/2021).
Data AirNav mencatat utilisasi slot tertinggi ada di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar pada jam-jam sibuk hingga mencapai 92 persen. Kemudian disusul rerata penggunaan slot 3 bandara lainnya di kisaran 60 persen yakni Bandara Adi Sumarmo Solo (SOC), Bandara Juanda Surabaya (SUB), dan Bandara Hang Nadim Batam (BTH).
Secara terperinci dan berurutan tingkat penggunaan slot di 13 bandara tersebut yakni 67 persen, 65 persen, dan 61 persen. Sisa penggunaan slot di 9 bandara lainnya di kisaran 30 persen hingga 50 persen.
Baca Juga
“Semuanya masih lowong untuk penerbanan embarkasi haji di 13 bandara tersebut,” imbuhnya.
Sementara itu, VP Corporate Secretary AP I Handy Heryudhitiawan menuturkan saat ini terdapat 6 bandara kelolaan yang berfungsi sebagai embarkasi.
Keenam bandara tersebut antara lain Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin, Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan di Balikpapan, Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Bandara Adi Soemarmo Solo, Bandara Juanda Surabaya, dan Zainuddin Abdul Madjid di Lombok.
Berdasarkan data AP I, tercatat pergerakan pada musim haji 2019 tercatat melayani sebanyak 109.130 jemaah haji dari 6 embarkasi yang telah ditunjuk oleh pemerintah tersebut. Jumlah jemaah terbesar terdapat di Bandara Juanda, Surabaya dengan sebanyak 38.066 jemaah haji, sedangkan yang terkecil di Lombok Praya sebanyak 4.947 jemaah haji.
Sebaliknya, jumlah kloter penerbangan terbesar ada di Bandara Adi Soemarmo, Solo sebanyak 98 kloter dan jumlah kloter terkecil sebanyak 11 di Bandara Lombok.
Jumlah kloter tersebut, sambungnya, berpengaruh kepada jenis pesawat yang digunakan yakni di Solo menggunakan Airbus330, sedangkan di bandara Juanda Surabaya menggunakan kapasitas yang lebih besar dengan Boeing 747.
Alhasil dari akumulasi data 2015 – 2019 tersebut, pertumbuhan pergerakan jemaah haji mulai dari 2016 hingga 2019 sebesar 6,45 persen sedangkan pertumbuhan kloter mencapai sebanyak 7,26 persen.
Direktur Operasi dan Pelayanan AP II Muhammad Wasid menyampaikan terdapat sebanyak 6 bandara melayani haji yakni Bandara Soekarno – Hatta (Soetta), Bandara Kualanamu di Medan,Bandara Internasional Minangkabau di Padang, Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Bandara Sultan Iskandar Muda Aceh, dan Bandara Kertajati di Jawa Barat.
Dia juga memaparkan sepanjang 2019, realisasi jemaah haji terbesar ada di Soetta 63.223 orang dengan yang terkecil di Banda Aceh sebanyak 4.617 jamaah. Atau dalam kloter ada 162 kloter dan Kualanamu 22 kloter, terakhir Bandara Aceh 12 kloter.
“Terkait dengan bandara Kertajati yang baru. Insya Allah tahun ini bisa kami siapkan bisa menerima jemaah haji untuk menerima jemaah di Jawa Barat [Jabar] bagian timur,” tekannya.