Bisnis.com, TAKALAR - PT Mars Symbioscience Indonesia (MARS) berkomitmen mendukung tujuan dan strategi Kementerian Kelautan dan Perikanan, khususnya dalam memerangi illegal fishing dan mempromosikan budidaya ikan hias sebagai mata pencaharian alternatif.
Director Marine Sustainability Programs Mars Symbioscience Indonesia (MARS) Noel Janetski mengatakan, selain itu pihaknya juga melakukan upaya perbaikan habitat terumbu karang, di mana akan menjadi nursery ground guna mendukung ketahanan pangan di masa depan bagi masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil.
"Upaya tersebut merupakan salah satu bentuk kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan untuk mengembangkan sektor perikanan, memerangi illegal fishing dan menciptakan mata pencaharian alternatif bagi masyarakat pesisir," kata Noel di sela-sela Kick Off Program JARING, Senin (11/5/2015).
Dia mengatakan hingga saat ini pihaknya telah merekonstruksi 6.316 meter persegi terumbu karang di Pulau Badi, Kecamatan Mattirodeceng, Kabupaten Pangkep, Sulsel.
MARS juga membantu para pembudidaya ikan hias untuk mendapatkan pasar, guna mendukung usaha ikan hias yang berkelanjutan.
"Masyarakat yang berada di pulau-pulau kecil yang telah berhasil mengelola kelestarian sumber daya lautnya, seperti melakukan perbaikan habitat terumbu karang perlu diberi hak hukum untuk memiliki dan mengelola perikanan di wilayah mereka," ujarnya.
Di sisi lain, tambah Noel, pemerintah dan penegak hukum harus memberikan perlindungan bagi kelestarian terumbu karang, sehingga bisa diwariskan ke generasi mereka mendatang.
Pihaknya berharap bersama stakeholders terkait dapat menciptakan satu model pengelolaan pesisir yang berkelanjutan, salah satunya di Pulau Badi tersebut.
Sementara itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla bersama Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti di sela-sela acara tersebut, melakukan pelepasan perahu Patorani di Pelabuhan Boddia, Galesong Selatan untuk mencari telur ikan terbang di Fakfak Papua.