Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BNP2TKI-Bank Mandiri Latih Wirausaha 1.000 TKI di Hong Kong

Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) dan Bank Mandiri memberikan edukasi dan ketrampilan berwirausaha kepada 1.000 TKI di Hong Kong, Minggu (10/5/2015).
Untuk menjadi peserta, buruh migran tidak dipungut biaya atau gratis. /Bisnis.com
Untuk menjadi peserta, buruh migran tidak dipungut biaya atau gratis. /Bisnis.com

Bisnis.com, HONGKONG - Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) dan Bank Mandiri memberikan edukasi dan ketrampilan berwirausaha kepada 1.000 TKI di Hong Kong, Minggu (10/5/2015).

Program bertajuk “Mandiri Sahabatku” ini merupakan upaya perseroan untuk memberikan masa depan yang lebih baik kepada para TKI pascabekerja di luar negeri.

Dalam edukasi itu, para TKI mendapatkan pembekalan dari Direktur Consumer Banking Bank Mandiri Hery Gunardi, motivational talk dari Kepala BNP2TKI Nusron Wahid, serta cerita inspiratif dari alumnus Mandiri Sahabatku 2011, Anno Juni yang kini menjadi pemilik pabrik krupuk dan beberapa usaha lain dengan pendapatan bulanan Rp100 juta.

Direktur Consumer Banking Bank Mandiri Hery Gunardi mengatakan program ini  dilaksanakan sebagai bentuk kepedulian perseroan kepada para buruh migran agar mampu mandiri saat kembali ke Indonesia dan tidak perlu kembali bekerja sebagai buruh migran.

"Kami sangat gembira dengan animo buruh migran yang terus meningkat atas program ini. Hal ini tentu tak lepas dari hubungan erat yang telah terjalin antara alumni program Mandiri Sahabatku dengan buruh migran lain sehingga informasi mengenai keberhasilan program ini tersebar luas di kalangan buruh migran,” jelasnya dalam siaran pers BNP2TKI.

Menurut Hery, keberhasilan tersebut terlihat dari kenaikan pendapatan yang diperoleh pbeberapa alumni program, yaitu dari gaji bulanan sebesar sekitar HK$4.100 atau sekitar Rp8 juta per bulan menjadi omset penjualan rata-rata lebih dari Rp50 juta per bulan.

Empat Pilar

Nusron Wahid mengatakan sangat mendukung program Mandiri Sahabatku karena program ini terbukti telah meningkatkan kesejahteraan BMI. “Kalau buruh migran sejahtera, maka masyarakat Indonesia juga sejahtera. Kalau sudah sejahtera, BMI bukan lagi Buruh Migran Indonesia, tapi Bos Mandiri Indonesia,” tuturnya.

Nusron menjelaskan, saat ini pihaknya juga tengah melakukan pelatihan purna BMI atau TKI dengan pendekatan yang relatif sama dengan program Mandiri Sahabatku, yaitu dimulai dengan inkubasi,  pelatihan ketrampilan, pendampingan serta pencarian off taker sebagai mitra yang akan memanfaatkan produk hasil ciptaan buruh migran.

Program Mandiri Sahabatku mengusung empat pilar utama sebagai fokus kegiatan, yaitu mengubah buruh menjadi majikan, mempersatukan keluarga melalui entrepreneurship, mensejahterakan keluarga dan lingkungan serta mencerdaskan bangsa.

Para peserta program akan mengikuti tiga tahapan pelatihan, yaitu pra penempatan, penempatan dan pasca penempatan. Pada tahap pra penempatan, calon tenaga kerja yang akan bekerja ke luar negeri diperkenalkan dengan produk tabungan dan remitansi. Untuk itu, Bank Mandiri telah menjalin kerjasama dengan BNP2TKI dalam mensosialisasikan produk-produk perbankan.

Selanjutnya, pada tahap penempatan di negara tujuan, para pekerja dilatih menganalisa peluang usaha, membuat rencana bisnis, motivasi dan semangat kewirausahaan.

Pada tahap ini, dibentuklah beberapa kelompok belajar yang akan membantu peserta mengimplementasikan ilmu yang telah dipelajari dalam modul di kelas sesuai minat usaha yang akan dijalankan di Indonesia nantinya.

Pasca penempatan, para peserta program akan mendapat pendampingan dari Bank Mandiri untuk memulai usaha dalam bentuk program Dadi Majikan yang dibimbing oleh bapak asuh dari kalangan pengusaha, nasabah Bank Mandiri, alumni Wirausaha Muda Mandiri dan Dosen Mandiri University.

“Untuk menjadi peserta, buruh migran tidak dipungut biaya atau gratis. Hal ini tidak lepas dari visi Mandiri Sahabatku yaitu menciptakan banyak pengusaha baru dari kalangan buruh migran, sehingga nantinya dapat menjadi ‘majikan’ di negeri sendiri,” ujarnya. []

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Fatkhul Maskur
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper