Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Harus Genjot Populasi Indukan Sapi Perah

Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia atau PPSKI memita pemerintah menggenjot populasi indukan sapi perah guna mendongrak produksi susu nasional.
Peternak memerah susu sapi, di Subang, Jawa Barat, Sabtu (28/3/2015)./JIBI-Bisnis/Rachman
Peternak memerah susu sapi, di Subang, Jawa Barat, Sabtu (28/3/2015)./JIBI-Bisnis/Rachman

Bisnis.com, BANDUNG—Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia atau PPSKI memita pemerintah menggenjot populasi indukan sapi perah guna mendongrak produksi susu nasional.
Sekjen PPSKI Rochadi Thawaf mengatakan jangan sampai pemerintah melakukan impor bibit sapi perah. Pasalnya, Indonesia telah memiliki Balai Besar Pembibitan Unggul Sapi Perah di Batu Raden, Purwokerto.
"Persoalannya, pusat pembibitan yang ada saat ini tidak terkawal dengan baik sehingga banyak bibit berkualitas yang pada akhirnya masuk ke penjagalan," katanya kepada Bisnis, Rabu (22/4).
Dia menjelaskan suply and demand sapi nasional saat ini masih belum seimbang sehingga masih sangat dimungkinkan ketika bibit sapi unggul disebar ke peternak dengan pengawalan ketat dari pemerintah.
Dia beralasan proses pembibitan sapi berkualitas selama ini tidak pernah kelihatan nyata hasilnya.
“Kami sarankan kalaupun mau ada impor bibit harus di bawah 6% kreditnya. Kecuali pemerintah menyalurkan bibit sapi untuk dikelola oleh perusahaan atau BUMN. Baru hasil dari pembibitan yang dilakukan didistribusikan ke peternak,” paparnya.
Sedangkan mengenai perlu tidaknya impor bibit sapi potong, dia menilai sapi bangsa sapi yang didatangkan harus sesuai dengan iklim Indonesia. Artinya, sapi yang cocok diborong adalah berasal dari negara subtropis dengan jenis limosin atau simental.
"Masalah pembibitan ini harus dilakukan oleh pemerintah jangan diserahkan ke peternakan rakyat langsung. Karena dikhawatirkan hasil dari tujuan impor bibit itu tidak kelihatan dampaknya," paparnya.
Kepala Disnak Jabar Dody Firman Nugraha mengatakan pihaknya sejak 2013 terus menggenjot program rearing atau pembesaran sapi perah guna meningkatkan jumlah sapi betina produktif.”Untuk menjaga dan meningkatkan produktivitas susu dari sapi perah di Jabar pemerintah menggenjot efektivitas program rearing dari pelaksanaan perkawinan indukan,” katanya.
Dia menjelaskan program rearing ini antara lain pemeliharaan pedet masa sapi, pemeliharaan pedet lepas sapi, pemeliharaan sapi dara, dan pemeliharaan sapi laktasi.
Saat ini populasi sapi perah di Jabar mencapai 109.024 ekor, naik 5% dari tahun 2013 sebesar 103.832 ekor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper