Bisnis.com, JAKARTA-- Tuv Sud lakukan pendampingan lebih dari 120 perusahaan yang tersebar di Jakarta dan Surabaya guna berpartisipasi dalam audit energi, menciptakan tolak ukur penggunaan, menerapkan proses efisiensi energi serta penghematan biaya.
Proyek dengan tema "Masa Depan Hijau, Efisiensi Energi dan Jejak Karbon" yang dijalankan bersama dengan DEG (Badan Investasi dan Kerja sama Pembangunan Jerman) memberikan bantuan senilai US$500.000. Proyek ini diadakan sejak Oktober 2013 sampai dengan Maret 2015.
CEO Tuv Sud Asean Richard Hong mengatakan pemerintah secara aktif menghimbau pelaku industri untuk memilih bahan bakar dengan pilihan yang dapat diperbaharui. Menurutnya, sektor industri sebagai konsumen energi terbesarr dan merupakan penghasil utama gas rumah kaca.
"Jakarta dan Surabaya, dua kota kontributor terbesar perekonomian Indonesia. Maka perlu untuk mengimplementasikan praktik ramah lingkungan pada industri masing masing," tuturnya di sela-sela Closing Ceremony For the Towards a Green Future Energy Eficiency and Carbon Footprint Project, Rabu (25/3/2015).
Tujuan utama proyek ini adalah mendukung kebijakan pemerintah dalam menciptakan bisnis dan praktik operasional yang lebih bersih serta membantu perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk mengurangi jejak emisi karbon.
General Manager Tuv Sud Indonesia Eric Paulsen mengatakan dalam kemitraan bersama DEG, telah membuka wawasan 75 IKM di Indonesia bahwa mereka tidak perlu menambah investasi peralatan baru san tamabahan tenaga kerja untuk menjadi perusahaam yang berkelanjutan.
"Solusinya terletak pada review, perbaikan praktik usaha berjalan dan pemeliharaan peralatan," katanya.
Tuv Sud sendiri adalah organisasi jasa internasional yan melayani segmen bisnis industri, mobilitas dan manusia. Organisasi ini melayani penyedia solusi lengkap untuk testing dan inspeksi kualitas serta keselamatan, dukungan rekayasa dan beragam solusi peralitan.