Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Kementerian ESDM) memaparkan kemajuan peningkatan efisiensi energi di Indonesia cukup baik dibandingkan negara-negara G20 lainnya.
Sekjen Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan bahwa Indonesia memiliki rata-rata perkembangan intensitas energi sebesar 3% dalam 10 tahun atau satu dekade terakhir.
“Kemajuan perkembangan Indonesia dalam peningkatan efisiensi energi cukup baik dibandingkan negara-negara G20 lainnya, dengan rata-rata perkembangan intensitas energi sebesar 3% dalam dekade terakhir," kata Dadan dalam keteranganya, Kamis (23/5/2024).
Dadan menyampaikan, Indonesia terus meningkatkan aksi kebijakan energi efisiensi antara lain dengan merevisi Peraturan Pemerintah (PP) No.33 tahun 2023 tentang Konservasi Energi yang menjadi panduan implementasi langkah-langkah efisiensi energi di sektor-sektor industri, bangunan gedung, dan transportasi.
Selain itu, pemerintah memperluas implementasi sistem pengelolaan energi di sektor industri dengan mencakup 450 pelaku industri intensif-energi. "Diestimasikan sekitar 5,28 juta TOE penghematan energi di sektor industri pada 2030," ujarnya.
Pada sektor bangunan, pemerintah memperkuat implementasi regulasi bangunan gedung dan penerapan bangunan hijau dan cerdas. Lebih dari 700 bangunan gedung akan menerapkan sistem pengelolaan energi pada tahun depan.
Baca Juga
Dadan memperkirakan, akan ada 66.000 Tonne of Oil Equivalent (TOE) penghematan energi dari gedung-gedung pada 2030.
"Dalam peningkatan efisiensi energi di sektor transportasi, pemerintah mendorong pemakaian kendaraan listrik serta pengaturan standar-standar ekonomi bahan bakar. Pada 2030, pemerintah menargetkan pemakaian 2 juta unit kendaraan listrik roda-empat dan 13 juta kendaraan listrik roda-dua," ujar Dadan.
Adapun, Dadan menyampaikan hal tersebut dalam diskusi dengan tema “Delivering Affordable Clean Cooking and Energy Access for All' bagian dari rangkaian kegiatan 9th Annual Global Conference on Energy Efficiency, di Nairobi, Kenya.