Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah mengungkapkan PT Shell Indonesia siap melakukan ekspansi di sektor energi baru dan terbarukan dengan membangun kilang bahan bakar nabati di Pulau Laut, Kalimantan Selatan.
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana mengatakan pihak Shell telah menghubunginya terkait rencananya tersebut.
“Shell itu mau buat storage BBN [bahan bakar nabati] dan dia sudah datang ke saya. Saya bahkan sudah dihubungi sebelum presiden yang sekarang terpilih,” katanya, Senin (2/2).
Dia mengungkapkan alasan Shell ingin membuat kilang BBN tersebut karena tertarik dengan adanya mandatori dari pemerintah untuk meningkatkan kadar biodiesel dalam solar sebesar 20% (B20) pada 2016 mendatang.
Adapun pelaksanaan mandatori yang tertuang dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 20 Tahun 2014 tersebut akan dilakukan secara bertahap mulai dari B10 (10%) yang sudah diterapkan saat ini, B15 (15%) pada September 2015, dan B20 pada Januari 2016.
“Dia itu kan mau ekspansi, makanya kita nunggu kepastian itu. Ini benar gak, sih? Yang jelas mereka tertarik karena ada mandatori itu,” ujarnya.
Menurutnya pendirian kilang BBN di wilayah Kalimantan memang bisa sangat menguntungkan bagi perusaahaan yang berbasis di Belanda tersebut.
Pasalnya, banyak perusahaan tambang di pulau tersebut yang kebutuhan solarnya cukup tinggi. “Makanya sekarang banyak juga yang menanam sawit di sana,” tuturnya.
Sebelumnya, Shell Indonesia telah mengoperasikan tiga terminal BBM (terminal pihak ketiga, joint venture, dan BOOT di Merak Jawa Barat, Gresik Jatim dan Pulau Laut.