Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Premium Bisa Turun Lagi Bulan Depan

Rangkaian sentimen negatif yang menenggelamkan harga minyak dunia hingga tersisa US$50 per barel kembali menyuntikkan bonus politik bagi pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
SPBU/Bisnis.com
SPBU/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA--Rangkaian sentimen negatif yang menenggelamkan harga minyak dunia hingga tersisa US$50 per barel kembali menyuntikkan bonus politik bagi pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Bulan depan, harga premium RON 88 bisa turun lagi.

Selama sebulan terakhir, kombinasi manuver OPEC yang memberi diskon untuk Asia dan Eropa, dibukanya keran ekspor Amerika Serikat terus menekan harga minyak di pasar global.

Selain itu, langkah Rusia yang habis-habisan menambah produksi demi stabilisasi fiskal dan semakin panasnya situasi Eropa akibat rumor keluar Yunani dari zona euro (Grexit) kian memperparah tekanan harga tersebut.

Dengan rangkaian perkembangan situasi tersebut, pemerintah punya
peluang untuk menurunkan harga premium pada Februari 2015.

Sebelumnya, pada 1 Januari 2015 lalu pemerintah memutuskan melepas premium RON 88 ke harga keekonomian yang menyebabkan harga turun ke Rp7.600 dari posisi Rp8.500 per liter.

Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro mengakui ada rencana untuk kembali menurunkan minyak RON 88.

"[Februari] kemungkinan [harga premium] bisa turun," ungkapnya tanpa menyebutkan secara rinci berapa rentang kemungkinan harga baru premium, Rabu (7/1/2015).

Pada saat yang sama, indeks Bloomberg mencatat harga Brent kembali turun ke level US$50,13 per barel dan West Texas Intermediate (WTI) sebesar US$47,22 per barel atau terendah dalam 5,5 tahun terakhir.

Sementara, outlook pemerintah terhadap Indonesia Crude Price (ICP) untuk 2015 masih dipatok US$95 per barel, turun dari asumsi dalam APBN 2015 senilai US$105 per barel.

Ekonom PT Bank Mandiri Tbk. Andry Asmoro menyebutkan setiap harga minyak mentah dunia turun US$5 per barel akan menekan harga keekonomian bensin RON 88 hingga sekitar Rp500 per liter.

Dengan menggunakan asumsi Rp12.500 per dolar AS, harga premium dengan posisi saat ini bisa menyentuh kisaran Rp6.000 per liter.

"Penurunan harga minyak dunia sebenarnya akan di-offset depresiasi rupiah, jadi rata-rata jatuhnya segitu," ungkapnya.


Harga Keekonomian Bensin RON 88
Brent (US$/ barel) Harga Keekonomian (Rp/ liter)
55 6.235
50 5.747
45 5.258
40 4.769

Asumsi: US$1 = Rp12.500, pajak = 15%

Sumber: Simulasi Bank Mandiri, 2015

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Arys Aditya
Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper