Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perhubungan akan melakukan peninjauan atau review terhadap maskapai AirAsia yang beroperasi di Indonesia sehubungan dengan peristiwa hilangnya pesawat QZ 8501 rute Surabaya-Singapura.
Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menegaskan langkah review itu diambil oleh jajarannya untuk memastikan di masa mendatang operasional maskapai tersebut menjadi lebih baik.
“Banyak hal yang bisa dilihat kembali mulai dari sisi operasional, kemudian sisi bisnis sehingga faktor keselamatan transportasi makin lama makin baik,” ujarnya, Senin (29/12/2014).
Pihak AirAsia melalui Sekretaris Perusahaan AirAsia Indonesia Audry Petriny Progastama sebelumnya menengaskan maskapai milik jutawan Tony Fernandes tersebut membuka diri terhadap investigasi yang dilakukan oleh otoritas penerbangan di Indonesia.
Terkait upaya pencarian, selain mengerahkan kapal-kapal yang dimiliki oleh Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub, Jonan juga mengatakan pihaknya telah menginstruksikan semua kapal niaga yang berlayar di perairan antara Bangka-Belitung dan Kalimantan Barat, untuk segera mengabarkan jika menemukan adanya benda mencurigakan yang terapung di permukaan air.
Sementara itu, Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Tatang Kurniadi mengatakan pihaknya tengah memeriksa dokumen terbang pesawat tersebut, kemudian dokumen klimatologi saat penerbangan sderta dokumen kelaikan pesawat.
“Sejauh ini, pihak KNKT dari Prancis, dan Singapura dan Australia sudah menyatakan siap membantu Indonesia. Dari Singapura disiapkan dua unit pendeteksi sonar bawah laut,” jelasnya.
Menurutnya, pendeteksi sonar sangat diperlukan untuk mendeteksi sinyal emergecy yang dikirim oleh pesawat dari kedalaman air sesuai dugaan pesawat terakhir menghilang saat berada di atas lautan.
“Sejauh ini berbagai analisis yang menyebar di media masih bersifat spekulasi. Memang benar pesawat terakhir meminta izin menaiki ketinggian 38.000 kaki tapi sebelum diizinkan, komunikasi telah hilang,” paparnya.