Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Demonstrasi Buruh, Apindo Minta Pikirkan dengan Matang

Asosiasi Pengusaha Indonesia Jawa Barat menyatakan ancaman buruh yang akan melakukan demonstrasi besar-besaran, Rabu (10/12/2014), dipicu keinginan revisi upah minimum kabupaten/kota harus dipikirkan dengan matang.
 Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, BANDUNG - Asosiasi Pengusaha Indonesia Jawa Barat menyatakan ancaman buruh yang akan melakukan demonstrasi besar-besaran, Rabu (10/12/2014), dipicu keinginan revisi upah minimum kabupaten/kota harus dipikirkan dengan matang.

Ketua Apindo Jabar Dedy Widjaja menyatakan revisi UMK bisa dilakukan asal sesuai dengan kemampuan pengusaha.

“Besaran revisi UMK yang dilakukan jangan sampai melebihi kapasitas pengusaha,” ujarnya kepada Bisnis.com, Selasa (9/12/2014).

Dia menyebutkan beberapa wilayah yang berpotensi merevisi UMK antara lain Jabar bagian selatan yakni Kota/Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, dan Kabupaten Garut dan bagian timur yakni Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Kuningan, dan Kabupaten Majalengka.

Dedy beralasan di wilayah tersebut mayoritas rekomendasi UMK beberapa waktu lalu belum memasukan adanya penaikan BBM.

Meski direvisi, katanya, besaran angka tidak melebihi daerah di Jabar bagian barat seperti Karawang, Bekasi, Bogor, dan sekitarnya. Bahkan, beberapa wilayah tersebut besaran UMK-nya didesak untuk diturunkan.

“Di daerah Jabar bagian barat justru besaran UMK harus diturunkan karena terlalu besar,” ujarnya.

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jabar akan menggelar diskusi terkait pembahasan revisi upah minimum kabupatan/kota. Lewat upaya dialog tersebut diharapakn mampu menghasilkan angka revisi UMK sebagai respons kenaikan harga BBM.

Tak hanya itu, akan diketahui bagaimana persentase kenaikan inflasi akibat BBM. Kajian tersebut akan disesuaikan dengan angka kenaikan UMK 2015 di masing-masing kabupaten/kota.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Hening Widiatmoko mengatakan, diskusi tidak hanya melibatkan dewan pengupahan, tetapi juga tim pengendali inflasi daerah, Badan Pusat Statistik, dan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia. Diskusi tersebut akan membahas secara mendalam dampak langsung dari kenaikan komoditas strategis itu terhadap UMK.

"Kita belum tahu berapa persentase dari dampak kenaikan BBM. Itu tergantung kajian," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nurbaiti

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper