Bisnis.com, CILEGON--Ruang produksi gula rafinasi pada tahun depan bisa terisi hingga 90% apabila pemerintah membuka kuota impor gula mentah sebanyak 3,2 juta ton.
Direktur Ekskutif Asosiasi Gula Rafinasi (AGRI) Yamin Rachman mengatakan kapasitas terpasang pabrik gula kristal rafinasi (GKR) kini sekitar 3,6 juta ton per tahun. Kebutuhan impor gula mentah sebagai bahan baku diperkirakan 3,2 juta ton pada tahun depan.
"Kami minta kuota impor bahan baku pada tahun depan 3,2 juta ton ini sejalan dengan pertumbuhan kebutuhan industri makanan dan minuman sekitar 6% per tahun," tuturnya di sela kunjungan menteri perindustrian ke beberapa pabrik GKR, di Cilegon, Banten, Selasa (2/12/2014).
Prognosis AGRI atas kebutuhan impor gula mentah (raw sugar) 3,2 juta ton dengan asumsi produsen makanan dan minuman (mamin) membutuhkan pasokan GKR 3 juta ton.
Penjualan gula rafinasi ke industri mamin ada yang skema kontrak tetapi dapat juga melalui lelang atau tender.
Jatah impor raw sugar untuk produsen GKR pada tahun ini sudah habis. Walhasil sebanyak empat pabrik gula rafinasi dipastikan berhenti beroperasi dan beberapa di antaranya tidak berproduksi sejak Oktober 2014.
"Yang sekarang berhenti produksi itu DUS, Makassar Tene, Duta Sugar Internasional, dan Berkah Manis," ucap Yamin.
Kurang dari dua pekan lagi akan ada pabrik GKR lain yang ikut berhenti produksi, yakni PT Sentra Usaha Jaya berlokasi di Cilegon, Banten.
Direktur Sentra Usaha Jaya Hansen Setiawan menyatakan paling lama sepuluh hari lagi pabriknya berhenti produksi.
"Mudah-mudahan bisa diberikan kejelasan dari bahan baku untuk GKR biar ada kepastian dari segala sisi. Kapasitas produksi kami antara 550.000 - 600.000 ton per tahun," katanya.