Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Larangan Rapat Di Hotel: Akhir 2014, Okupansi Hotel Jatim Anjlok

Larangan Rapat Di Hotel membuat pada Akhir Tahun, Okupansi Hotel Jatim Turun 25%
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, SURABAYA – Tingkat hunian hotel di Jawa Timur pada akhir 2014 ini diperkirakan mengalami penurunan hingga 25% akibat adanya surat edaran tentang larangan PNS menggelar kegiatan di luar kantor pemerintahan.

Ketua Perhimpunan dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Timur M. Sholeh mengatakan surat edaran Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi yang berlaku mulai 1 Desember 2014 itu menyebabkan terjadi pembatalan kegiatan pemerintahan di hotel.

“Okupansi pada Desember ini akan turun sampai 25% dibandingkan okupansi November, karena banyak event  yang dicancel, kemudian sebentar lagi adalah musim libur dan hotel di Surabaya akan relatif sepi,” katanya kepada Bisnis, Senin (1/12/2014).

Sedangkan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, tingkat okupansi hotel di Jawa Timur turun 15%.

Dia mengatakan biasanya pada akhir tahun tingkat okpansi hotel Jatim cukup tinggi karena memiliki pasar di segmen pemerintahan. Apalagi, hotel di Jawa Timur terutama di Kota Surabaya merupakan hotel berbasis meeting, incentive, convention, and exhibition (MICE).

Meski kehilangan segmen pasar pemerintah, pengusaha hotel berharap pemerintah tetap mendukung bisnis perhotelan dengan aktif mempromosikan Jawa Timur agar banyak wisatawan yang datang dan menginap.

Selain melalui pintu masuk Bandara Internasional Juanda Surabaya, wisatawan juga diharapkan berkunjung melalui kedatangan kapal pesiar di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Apalagi fasilitas terminal kedatangan kapal pesiar sudah diklasifikasikan.

“Selama ini kedatangan cruise memang tidak berdampak langsung terhadap okupansi hotel, mungkin tidak sampai 5% yang meningap di hotel saat kapalnya sandar. Namun, setidaknya tamu yang datang dari cruise itu akan memberikan info kepada saudara atau temannya di sana bahwa mereka pernah datang ke Jatim, dan kembali ke sini,” ujar Sholeh.

Sementara, dampak langsung yang telah dirasakan oleh pengusaha hotel adalah berasal dari restoran yang dikunjungi oleh turis dari kapal pesiar.

Berdasarkan data PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III, kunjungan kapal pesiar di Tanjung Perak Surabaya setiap tahun mengalami peningkatan. Pada 2012 tercatat ada 5 kapal pesiar dengan total 1.227 penumpang, pada 2013 meningkat ada 4 kapal dengan jumlah 2.315 penumpang dan pada 2014 hingga November tercatat ada 10 kapal dengan 7.911 penumpang.

Kepala Humas Pelindo III Edi Priyanto mengatakan saat bersandar di Pelabuhan Tanjung Perak, rata-rata para wisatawan asing itu berwisata ke lokasi situs-situs bersejarah di Mojokerto dan Kota Tua Surabaya.

“Setiap ada kunjungan cruise, kami dan pemerintah bekerjasama untuk menyambut turis asing dengan tarian khas Jawa Timur, misalnya seperti Reog Ponorogo. Ini adalah sarana promosi agar mereka senang dan kembali lagi berkunjung,” katanya.

Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara melalui Bandara Internasional Juanda sepanjang Januari-OKtober 2014 tercatat da 179.785 kunjungan atau menurun 0,68% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yakni 181.008 kunjungan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper