Bisnis.com, JAKARTA—Negara-negara teluk dibidik sebagai pangsa pasar barubagi produk makanan olahan Indonesia. Pasalnya, potensi pasar pangan olahan di kawasan tersebut diprediksi mencapai 49,1 juta ton pada 2017, tumbuh 3,1% per tahunnya.
“Uni Emirat Arab merupakan hub ekspor bagi negara-negara sekitar yang membutuhkan berbagai macam produk. Sementara itu, ekspor makanan olahan kita ke sana pada 2013 baru 17.886 ton dengan nilai US$50,35 juta,” kata Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Nus Nuzulia Ishak baru-baru ini.
UEA menduduki posisi ke-19 sebagai negara tujuan utama ekspor produk makanan olahan RI. Dalam 5 tahun terakhir, nilai ekspornya tumbuh positif 9,23%. Pada Januari-Agustus 2014 nilai ekspor makanan olaha RI ke UAE mencapai US$35,29 juta tumbuh 9,62% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Adapun, produk pangan olahan Indonesia yang akan ditonjolkan ke negara-negara teluk adalah buah dan sayur, daging dan unggas, teh, kopi, minuman dan makanan ringan, produk organik, makanan laut, produk kesehatan, dan suplemen makanan.
Menurut Nus, besarnya potensi negara-negara teluk dipicu oleh kenaikan pendapatan per kapita dan meledaknya tren industri pariwisatan. “Diharapkan ini membuka peluang untuk transaksi jangka panjang, sehingga kita dapat meningkatkan ekspor nonmigas ke sana.” (Bisnis/wdh)