Bisnis.com,JAKARTA--Kementerian Kelautan dan Perikanan menjamin produksi tuna dapat berkelanjutan dengan adanya sertifikasi Fair Trade USA yang diperoleh perikanan tuna Indonesia baru-baru ini.
Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (PPHP) Saut P. Hutagalung mengatakan sertifikasi ini dapat menjamin produksi tuna Indonesia sampai ke pasar dalam keadaan baik dengan harga yang tinggi pula.
Selama ini, kita produksi banyak tapi yang bisa dihargai dengan harga yang paling tinggi paling hanya 30% atau 25%, yang lainnya tidak bisa diangkut dari sentra pendaratan ataupun dia kualitasnya tidak baik, ujarnya saat konferensi pers Perikanan Tuna Indonesia Berhasil Mendapatkan Sertifikasi Fair Trade USA, di Jakarta, Rabu (26/11/2014).
Dia menambahkan produksi kelompok tuna tahun lalu sebesar 1,15 juta ton terdiri dari tuna, cakalang, dan tongkol. Dari total tersebut, tuna yang ditangkap dengan pole line dan hand line hanya 50% atau sebesar sekitar 500.000 ton.
Dua cara penangkapan itu, lanjutnya, banyak dilakukan oleh nelayan kecil dan dinilai baik sehingga dapat memperoleh sertifikasi Fair Trade dari USA tersebut. Oleh karena itu, KKP mendorong para nelayan untuk menggunakan cara penangkapan yang baik demi produksi tuna yang berkelanjutan.
Saut menambahkan dengan mendorong penangkapan yang baik, KKP secara bertahap akan mengurangi cara penangkapan yang kurang baik, seperti mini pursein.
Ini merupakan strategi bagaimana meningkat kelestarian dan pembangunan berkelanjutan dan mengentaskan kemiskinan melalui pedagangan yang adil, katanya.