Bisnis.com, Jakarta— Direktur Industri Alat Transportasi Darat Kementerian Perindustrian Soerjono mengatakan menindaklanjuti keengganan PT Kereta Api Indonesia Commuter Jabodetabek atau PT KCJ menggunakan kereta api buatan dalam negeri.
Maka pihaknya berencana akan berdiskusi dengan PT KCJ, Kementerian BUMN, Kementerian Perhubungan Kementerian Keuangan dan Badan Perencana Pembanguna untuk membahas lebih lanjut mengenai hal tersebut.
“Kalau tidak mau bantu sukseskan program kemandirian industri [menggunakan kereta api buatan dalam negeri], kita akan diskusikan lagi mengenai ini,” tuturnya Selasa (25/11).
Lebih lanjut, hal ini penting dilakukan mengingat PT KCJ dan PT KAI merupakan single buyer kereta api dalam negeri. Selain itu, mendorong industri kereta api Indonesia lebih meningkat lagi agar terciptanya program kemandirian industri. Sehingga Indonesia tidak perlu lagi bergantung terhadap impor.
Menurutnya kedepan kebutuhan kereta api diprediksikan akan lebih banyak lagi karena tidak hanya untuk di Jawa tapi di luar Jawa. Mengingat jalur kereta api akan banyak dibangun oleh pemerintah baru. Jadi harus mulai dari sekarang mempersiapkannya baik dari investasi, pengembangan fasilitas maupun kualiatas dan kuantitas sumber daya manusianya.
“Kalau industri kereta api dalam negeri tidak dikembangkan dari sekarang jadi kapan Indonesia bisa siap dan kalau hanya persoalkan saja harga bekas dan baru tidak akan pernah selesai,” katanya.
Dan Indonesia tidak lagi menggunakan kereta api bekas impor dari Jepang yang rerata usia gerbong kereta bekas tersebut sudah tua. Dimana usia pakai [awal masa pakai] kereta api bekas rerata sekitar 1988 sampai 1990.
Adapun saat ini Kementerian Perindustrian terus mendesak PT KCJ untuk mulai bertahap mengurangi impor kereta api bekas dari Jepang dan mulai menggunakan kereta api dalam negeri produksi PT INKA.
“Atau dengan kata lain, produk dalam negeri dijadikan alternatif ketika impor kereta bekas sudah tidak terpenuhi,” imbuhnya.
Dan terus dilakukan secara bekelanjutan hingga kebutuhan kereta api PT KCJ bisa dipenuhi oleh PT INKA. Selain itu, memberikan peluang industri komponennya sehingga tidak perlu membeli banyak karena untuk sebagai cadangan komponen.
“Serta mengajak negara lain untuk bisa memasok komponen yang sudah tidak bisa diproduksi oleh Jepang karena skalanya sudah tidak mencukupi,” tambahnya.
Sebelumnya Direktur Operasional dan Komersial PT Kereta Api Commuter Jabodetabek Dwipayana Slamet Riyadi mengatakan alasan PT KCJ mengadaan kereta rel listik (KRL) bekas dari Jepang karena selain harga yang lebih murah dibandingkan membeli baru ke PT INKA, juga karena faktor pertimbangkan teknis a.l. ketersedian barang yang terus continue tersedia, kelaikan KRL yang terjamin, teknologi dan lebar jalur KRL sama dengan di Indonesia.
Dan jika PT KCJ harus membeli baru kereta rel listrik yang digunakan saat ini akan berdampak terhadap tarif yang mahal akan diberlakukan kepada penumpang nanti, seperti dari Bogor-Jakarta akan dikenai biaya sekitar Rp50.000.
Menurutnya perusahaan tidak ada rencana untuk melakukan pembelian KRL baru dari PT INKA. Karena PT KCJ mengarah kepada standarisasi sarana KRL dengan satu jenis KRL JR205 (Kereta Rel Listrik Bekas dari East Japan Railway Company).